EBOOK

Denpasar Tourism Booklet

Denpasar, the capital city of Bali, is economically based on tourism as a firm sector. It offers multiplier effect and brings a significant contribution to Balinese society in general and Denpasar City in particular. It’s regarded as a spirit to support other sectors involving the advantages of development. This booklet provides tourism statistics, facilities, objects, and attractions in Denpasar City.

It’s created to improve the quality of service in tourism and to establish tourism investments in Denpasar City. We hope this booklet will enhance and provide your information about tourism in Denpasar City.

Pesisir Denpasar

Karena bumi ini bulat bundar, maka setiap titik bisa menjadi pusat dunia. Setiap titik menjadi awal mula, menjadi rumah bagi apa dan siapa saja. Denpasar tentu juga merupakan sebuah titik sebagai pusat dunia, khususnya Provinsi Bali. Apalagi jika dipandang dari posisinya yang berada tepat di tengah-tengah Bali semakin menegaskan bahwa Denpasar dapat menjadi pusat dari segalanya.

Serupa tubuh, Denpasar merupakan jantung bagi Bali. Seperti kota-kota lainnya, Denpasar pun senantiasa mengalami perubahan. Elemen penyusun kota seperti manusia, ruang kehidupan, ataupun teknologi pendukung adalah elemen yang sifatnya selalu dinamis dan berkembang. Selalu ada populasi manusia, perkembangan arus budaya yang meningkatkan kumpulan memori dan juga berpengaruh pada ruang hidup manusia, dan tentu kemajuan teknologi pendukung.

Telusuri Denpasar
Dari Timur ke Utara

Memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan kebudayaan.

Intangible cultural heritage atau disebut juga warisan budaya tak benda merupakan warisan budaya yang bersifat tak dapat diraba/dipegang (abstrak), dapat berlalu dan hilang seiring perkembangan jaman. Intangible cultural heritage juga dapat didefinisikan sebagai seluruh hasil perbuatan dan pemikiran yang terwujud dalam identitas, ideologi, mitologi, ungkapan-ungkapan konkrit dalam bentuk suara, gerak, maupun gagasan yang termuat dalam benda, sistem prilaku, sistem kepercayaan dan adat istiadat, seperti misalnya bahasa, musik, tari, upacara, ritual, serta berbagai perilaku terstruktur lainnya.

Dalam edisi I sebelumnya sudah berhasil disajikan cultural heritage yang tersebar di kawasan pesisir Kota Denpasar, meliputi Serangan dan Sanur. Selanjutnya dalam edisi II kali ini berusaha menyajikan informasi heritage di kawasan dalam sebelum menuju pusat Kota Denpasar, meliputi Kesiman, Penatih, Taman Pohmanis, Peguyangan, Tonja, dan Sumerta.

Denpasar Tourism Booklet

Denpasar, ibu kota Bali, secara ekonomi bergantung pada sektor pariwisata sebagai pijakan yang kokoh. Ini memberikan efek berlipat ganda dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi masyarakat Bali secara umum dan Kota Denpasar secara khusus. Hal ini dianggap sebagai semangat untuk mendukung sektor lain yang melibatkan keuntungan dari pembangunan. Buku ini menyediakan statistik pariwisata, fasilitas, objek, dan atraksi di Kota Denpasar.

Buku ini dibuat untuk meningkatkan kualitas layanan pariwisata dan untuk mendirikan investasi pariwisata di Kota Denpasar. Kami berharap buku ini akan meningkatkan dan menyediakan informasi tentang pariwisata di Kota Denpasar.

Kota Denpasar pernah menjadi ibu kota kerajaan Badung di Bali bagian selatan sebelum direbut oleh Belanda selama kampanye militer mereka pada tahun 1906. Namun, kota ini terus melayani sebagai pusat administrasi Kabupaten Badung dan akhirnya menjadi pusat administrasi Bali pada tahun 1958. Transisi ini terbukti sangat penting bagi wilayah ini karena membuka jalan bagi pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya di sektor fisik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Saat ini, Kota Denpasar berfungsi sebagai pusat administrasi, perdagangan, pendidikan, industri, dan pariwisata yang penting. Kota ini terbagi menjadi empat kecamatan, yaitu Kecamatan Denpasar Barat, Kecamatan Denpasar Timur, Kecamatan Denpasar Selatan, dan Kecamatan Denpasar Utara.

Tourism Map

Kota Denpasar mencakup luas area 127,78 km², yang mewakili 2,18% dari Bali dan terletak pada ketinggian antara 0-75 meter di atas permukaan laut. Tanah kota ini digunakan untuk berbagai tujuan, dengan 2.768 hektar digunakan sebagai sawah, 10.001 hektar untuk lahan kering, dan sisanya 9 hektar untuk penggunaan lainnya.

Denpasar terletak di sebelah selatan garis khatulistiwa, dan sebagai hasilnya, mengalami iklim tropis basah dan kering yang ditandai dengan cuaca panas dan lembap dengan fluktuasi suhu minimal sepanjang tahun. Berbeda dengan kota-kota lain dengan iklim serupa di seluruh dunia, Denpasar memiliki perubahan suhu musiman yang sangat sedikit, dan suhu biasanya berkisar sekitar 28°C secara rata-rata. Iklim kota ini terbagi menjadi dua musim yang berbeda: musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya berlangsung dari November hingga April, sementara musim kemarau berlangsung dari Mei hingga Oktober. Meskipun suhu tidak ekstrem, kombinasi panas yang intens, kelembapan tinggi, dan curah hujan yang sering selama musim hujan dapat menjadi cukup tidak nyaman.

Denpasar Co-Brand Guidelines

Kebutuhan dan harapan penduduk Kota Denpasar selalu berubah sebagai konsekuensi perubahan kondisi lingkungan dan perubahan pola pikir masyarakat akibat heterogenitas budaya yang didukung oleh kemajuan teknologi. Kondisi inilah yang memberi pengaruh besar bagi perubahan bentuk Denpasar karena mengikuti perkembangan kultur masyarakatnya.

Denpasar sebagai sebuah kota tentu memiki arti penting bagi kehidupan. Banyak hal yang bisa dijabarkan untuk menjelaskan betapa pentingnya Denpasar bagi Bali, Indonesia, bahkan dunia internasional. Keberadaan Bandara Internasional Ngurah Rai, pun bisa menjadi salah satu penanda. Meski secara geografis posisi bandara berada di Kecamatan Tuban, Kabupaten Badung, namun penerbangan internasional selalu merujuk Denpasar sebagai tujuan untuk Bali.