Bali yang dikenal sebagai pulau seribu pura merupakan rumah bagi berbagai pura dengan fungsi yang berbeda-beda, antara lain Pura Campuhan Windhu Segara yang merupakan tempat populer untuk melukat (penyucian) dan mencari berkah untuk keselamatan dan penyembuhan dari penyakit.
Terletak di tepi pantai, Pura Campuhan dinamai dari tempat bertemunya air laut dan air tawar dari Sungai Ayung. Meskipun relatif baru, pembangunannya dimulai pada tahun 2005, pura ini dengan cepat mendapatkan popularitas di kalangan penduduk lokal dan wisatawan.
Tidak seperti candi kuno lainnya di pulau itu, Pura Campuhan Windhu Segara dimulai dengan kisah ajaib Jro Mangku Gede Alit Adnyana, seorang pendeta yang sembuh dari gagal ginjal setelah menerima pesan spiritual untuk membangun Parahyangan Ida Bhatara di lokasi di mana ia menemukan sebuah sepotong kayu yang mengeluarkan asap di pantai Padang Galak.
Dengan dukungan masyarakat, termasuk pemeluk agama yang berbeda, pembangunan pura dimulai pada tahun 2005, menunjukkan toleransi beragama di Bali. Saat ini, pura berdiri dengan indah di pantai berpasir di Padang Galak, menawarkan pengalaman yang unik dan menarik bagi pengunjung yang mencari pemurnian dan berkah spiritual.

