Menelusuri Sejarah Bali di Museum Bali: Tempat Koleksi Budaya Tertua di Denpasar

Museum Bali ini merupakan museum legendaris. Lokasinya mungkin setiap hari dilintasi oleh masyarakat tetapi banyak yang tidak menyadarinya. Tepatnya berada di Jalan Mayor Wisnu, alias di sebelah timur lapangan Puputan Badung dan di sebelah selatan Pura Jagatnatha. Museum ini diresmikan pada tanggal 8 Desember 1932 dengan nama Bali Museum yang dikelola Yayasan Bali Museum

Museum di lahan seluas 2.600 meter persegi ini merupakan museum tertua di Bali dan merupakan pemicu kehadiran museum-museum lainnya. Berdasarkan atas koleksinya, Museum Bali merupakan museum etnografi yang memiliki dan memamerkan benda-benda budaya dari zaman prasejarah sampai kini yang mencerminkan seluruh unsur kebudayaan Bali terdiri dari koleksi arkeologi, koleksi historika, koleksi seni rupa dan koleksi etnografika.

Jadi, jika ingin belajar mengenai sejarah peninggalan budaya Bali. Sangat cocok berkunjung ke sini karena Anda bisa melihat koleksi seperti peralatan kustom tari, semua jenis topeng, wayang hingga keris serta berbagai koleksi benda prasejarah yang dapat memahami kebudayaan Bali.

Museum Bali merupakan museum umum yang pada awalnya merupakan museum etnografi yang didirikan oleh W.F.J. Kroon, asisten residen untuk Bali Selatan untuk melindungi dan melestarikan benda-benda budaya pada tahun 1910. Pemikiran ini atas dasar usulan dari Th.A. Resink dan mendapat sambutan yang baik dari kalangan ilmuwan, seniman, budayawan, dan seluruh raja-raja di Bali. Kroon kemudian memerintahkan Kurt Gundler, arsitek berkebangsaan Jerman yang sedang berada di Bali untuk meneliti agar membuat perencanaan bersama dengan para ahli bangunan tradisional Bali atau disebut undagi antara lain I Gusti Ketut Rai dan I Gusti Ketut Gede Kandel.

Salah satu keunikan dari museum ini adalah arsitektur pembangunanya mengadopsi budaya lokal yakni didasarkan dari lontar Asta Kosala-Kosali. Ada tiga halaman, yaitu, yaitu halaman luar (jaba), halaman tengah (jaba tengah), dan halaman dalam (jeroan), masing-masing halaman dibatasi dengan tembok dan gapura (candi bentar dan candi kurung) sebagai pintu masuk, sebuah Balai Kulkul (menara kentongan) di sebelah Selatan jaba tengah.

Di sudut Barat Laut berdiri sebuah Balai Bengong yang pada jaman kerajaan dipergunakan sebagai tempat peristirahatan keluarga raja ketika ingin mengamati situasi di luar istana. Dan di depan gedung Tabanan terdapat sebuah Beji (permandian untuk keluarga raja). Atap bangunan dari ijuk, di Bali hanya dipakai untuk bangunan pura. Pada halaman dalam terdapat tiga bangunan utama untuk memamerkan koleksi museum :

  1. Gedung Karangasem , dengan arsitektur khas Bali Timur untuk memamerkan koleksi Panca Yadnya.
  2. Gedung Tabanan, untuk memamerkan koleksi prasejarah, sejarah dan seni rupa.
  3. Gedung Buleleng , dengan dengan arsitektur gaya Bali Utara untuk memamerkan koleksi kain tradisional
Mari belajar menemukan sejarah Bali dengan mengunjungi Museum Bali.
Tags: No tags

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *