Museum Lukisan Sidik Jari

Museum sidik jari Denpasar dan sangat berbeda dengan museum yang lain di Bali. Museum lukisan buka dari hari Senin – Sabtu, hari Minggu tutup. Jam buka museum lukisan sidik jari dari jam, 08:00 – 16:00. Rata-rata waktu yang dihabiskan pengunjung saat berada di gallery lukisan, kurang lebih 2 jam.

Lokasi museum lukisan sidik jari Denpasar terletak di Jalan Hayam Wuruk No 175, Tanjung Bungkak Denpasar Bali. Jika anda berangkat dari bandara Ngurah Rai, akan menempuh waktu kurang lebih 40 menit. Jaraknya hanya 15 km dari bandara Ngurah Rai, tapi karena kemacetan di kota Denpasar, maka waktu tempuh bertambah.

Sebagian besar dari kita, saat mendengar kata museum, pasti membayangkan sebuah tempat untuk menyimpan koleksi barang peninggalan zaman dahulu atau koleksi penyimpanan peninggalan prasejarah, baik itu berupa batu, patung, lukisan ataupun benda antik.

Lain halnya dengan museum sidik jari Denpasar dan sangat berbeda dengan museum yang lain di Bali. Museum lukisan buka dari hari Senin – Sabtu, hari Minggu tutup. Jam buka museum lukisan sidik jari dari jam, 08:00 – 16:00. Rata-rata waktu yang dihabiskan pengunjung saat berada di gallery lukisan, kurang lebih 2 jam.

Lokasi museum lukisan sidik jari Denpasar terletak di Jalan Hayam Wuruk No 175, Tanjung Bungkak Denpasar Bali. Jika anda berangkat dari bandara Ngurah Rai, akan menempuh waktu kurang lebih 40 menit. Jaraknya hanya 15 km dari bandara Ngurah Rai, tapi karena kemacetan di kota Denpasar, maka waktu tempuh bertambah.

Museum Sidik Jari Denpasar dibangun pada tahun 1993. Peresmian dilakukan setelah 2 tahun, tepatnya pada bulan Juli 1995. Tokoh yang memiliki gagasan, sekaligus pemilik dari museum lukisan Sidik Jari Denpasar adalah bapak Gede Ngurah Rai Pemecutan. Ada filosofi tersendiri, dibalik penamaan museum sidik jari. Museum ini dinamakan museum Sidik Jari karena berkaitan dengan cara yang digunakan ketika melukis. Metodenya ujung jari pelukis diolesi oleh berbagai macam warna cat lukis sesuai dengan imajinasi dari pelukisnya. Karena melukis menggunakan jari tanpa menggunakan kuas, tentunya terdapat bekas sidik jari dari tangan pelukis. Cara melukis ini yang dinamakan lukisan Sidik Jari.

Sejarah menggunakan jari untuk melukis, semuanya berawal dari kegagalan dalam menyelesaikan lukisan tari Baris. Bapak Gede Ngurah memperbaiki lukisan tari Baris bukan dengan kuas, melainkan dengan memoles tangannya dengan cat lukis, kemudian memoleskan cat warna-warna diatas lukisan tari Baris tersebut menggunakan jari tangan. Setelah lukisan tari Baris selesai diperbaiki, ternyata lukisan tari Baris tampak sangat indah dengan goresan sidik jari dari pelukisnya. Tentunya yang mengetahui seni lukis akan mengetahui letak keindahannya.

Tags: No tags

Comments are closed.