Pura Dalem Kahyangan sebagai tempat pemujaan Dewi Durga oleh masyarakat Desa Adat Kesiman dalam melaksanakan sistem religi dengan menggunakan konsep panca lingga, yaitu Pura Pahoman dan pura Dalem menjadi satu lingga tempat pemujaan Siwa Ludra/Siwa Adhi Guru dan Hyang Giri Putri/Uma Dewi, Pura Desa dan Pura Puseh menjadi 1 lingga tempat memuja Dewa Brahma dan Dewi Sri, Pura Dalem Kahyangan tempat memuja Dewi Durga, Pura Budha Cemeng tempat memuja Dewa Wisnu, dan Pura Kahyangan Sala khusus memuja Dewa Siwa Ludra dan Agni. Pura Dalem Kahyangan kesiman memiliki dua pintu masuk, yaitu sisi utara dibangun aling-aling dengan relief arca rangda dan sisi barat dibangun aling-aling dengan relief arca Garuda. Pura Dalem Kahyangan memiliki struktur tri mandala, yaitu terdiri dari jaba sisi (nista mandala), jaba tengah (madya mandala), dan jeroan (utama mandala). Masing-masing halaman dibatasi oleh tembok, dan candi bentar terbuat dari susunan batu bata. Pada bagian jaba sisi dan jaba tengah terdapat dua buah candi bentar, yaitu di sisi utara dan di sisi barat.
1. Aling-aling Garuda
Aling-Aling garuda terletak di sisi barat jaba tengah (madya mandala) di pintu masuk sisi barat pura. Aling-aling ini berbentuk Burung Garuda dengan sayap mengembang. Kemungkinan aling-aling ini berkisah tentang cerita Garudeya dalam kisah Samudramanthana. Di bagian bawah kaki Garuda terdapat binatang-binatang seperti Gajah, Kura-Kura, Empas (Bedawangnala), Ular, Macan. Garuda digambarkan dengan Posisi jongkok dengan tangan kanan dan kiri memegang lutut. Pada bagian belakang aling-aling terdapat hiasan sulur-suluran, kepala raksasa yang digambarkan berwajah menyeramkan, mata melotot, bertaring, menggunakan mahkota, tangan berada di samping rahang dengan kuku yang panjang, di bawahnya terdapat relief-relief binatang, namun keadaan yang aus membuat sulit mengidentifikasikan jenis-jenis binatang yang di pahatkan.
2. Aling-aling Rangda (Prajapati)
Aling-aling Rangda atau disebut juga Pura Prajapati berada di sisi utara halaman menggunakan kain di atas lutut motif simbar dengan sampur polos terjuntai di kanan dan kiri sampai ke lapik, wiru tanpa motif terjuntai sampai lapik, ujung wiru terbagi dua dengan tiga lipatan, gelang kaki motif simbar.
3. Arca Balagana I
Arca diletakkan pada Pelinggih Tajuk Ratu Agung berdiri di atas lapik persegi motif karang bentolu dengan kedua kaki sedikit ditekuk. Bertangan dua, masing – masing dengan sikap, yaitu tangan kanan sikap abhaya dengan jari ditekuk, tangan kanan kiri sikap abhaya tetapi jari sudah patah. Wajah bulat, mata melotot, belalai terjuntai hingga perut mengarah ke kanan/walampiri, mulut lebar, bibir tebal, dagu lancip, kuping besar, rambut ikal sampai pinggang, leher pendek, dada besar, perut buncit, tangan besar, kaki besar. Menggunakan hiasan kankana motif simbar, hara motif simbar, menggunakan udarabandha dengan gasper motif karang bentolu, menggunakan kain di atas lutut motif polos dengan sampur polos terjuntai di kanan dan kiri sampai ke lapik, wiru tanpa motif terjuntai sampai lapik, ujung wiru terbagi dua dengan tiga lipatan, gelang kaki motif simbar.
4. Arca balagana II
Arca diletakkan pada Pelinggih Tajuk Ratu Agung dengan kondisi mulai aus, dan dilapisi pamor, berdiri di atas lapik persegi motif karang bentolu dengan kedua kaki sedikit ditekuk. Bertangan dua, masing – masing dengan sikap, yaitu tangan kanan sikap seperti abhaya dengan jari ditekuk, tangan kanan kiri sikap seperti abhaya dengan jari ditekuk. Wajah bulat, mata melotot, belalai terjuntai hingga perut mengarah ke kiri/itampiri, mulut lebar, bibir tebal, dagu lancip, kuping besar, rambut ikal sampai pinggang, leher pendek, dada besar, perut buncit, tangan besar, kaki besar. Menggunakan kankana motif simbar, hara motif simbar, menggunakan udarabandha dengan gasper motif karang bentulu.
5. Arca Balagana III
Arca berdiri di atas lapik persegi motif karang bentolu dengan kedua kaki sedikit ditekuk. Bertangan dua, masing – masing dengan sikap, yaitu tangan kanan memegang belalai, tangan kanan kiri sikap seperti abhaya tetapi jari sudah patah. Wajah bulat, mata melotot, belalai terjuntai hingga perut mengarah ke kanan/walampiri, mulut lebar, bibir tebal, dagu lancip, kuping besar, rambut ikal sampai pinggang, leher pendek, dada besar, perut buncit, tangan besar, kaki besar. Menggunakan hiasan kankana motif simbar, hara motif simbar, menggunakan udarabandha, menggunakan kain di atas lutut motif garis dan bunga dengan sampur polos terjuntai di kanan dan kiri sampai ke lapik, wiru tanpa motif terjuntai sampai lapik, ujung wiru terbagi dua dengan tiga lipatan, gelang kaki motif simbar.
6. Arca Balagana IV
Arca berdiri di atas lapik persegi motif garis – garis dengan kedua kaki sedikit ditekuk. Bertangan dua, masing – masing dengan sikap, yaitu tangan kanan sikap seperti abhaya dengan jari ditekuk, tangan kanan kiri menempel di perut. Wajah bulat, mata melotot, belalai terjuntai hingga perut mengarah ke kiri/itampiri, mulut lebar, bibir tebal, dagu lancip, kuping besar, rambut ikal sampai pinggang, leher pendek, dada besar, perut buncit, tangan besar, kaki besar. Menggunakan kankana motif simbar, hara motif simbar, menggunakan udarabandha dengan gasper motif karang simbar, menggunakan kain di atas lutut motif simbar dengan sampur polos terjuntai di kanan dan kiri sampai ke lapik, wiru tanpa motif terjuntai sampai lapik, ujung wiru terbagi dua dengan tiga lipatan, gelang kaki motif simbar.
7. Bentala
Bentala merupakan kemuncak sebuah bangunan, diletakkan di bawah sebelah selatan ruang utama mandala. Kondisi bentala baik tetapi sudah ditumbuhi lumut. Terdapat beberapa hiasan, seperti karang manuk, karang bentulu, karang simbar.
8. Arca Mahakala
Arca diletakkan pada Bale Pengaruman dengan kondisi mulai aus, dan dilapisi pamor yang sudah pudar. Arca digambarkan dengan sikap kaki kanan ditekuk ke depan dan kaki kiri dilipat ke belakang di atas lapik persegi motif karang bentulu. Bertangan dua, masing – masing dengan sikap, yaitu tangan kanan membawa gada, tangan kanan kiri sikap abhaya dengan jempol dilipat ke dalam.
9. Arca Nandishwara
Arca diletakkan di Bale Pengaruman dengan kondisi mulai aus, dan dilapisi pamor yang sudah pudar. Arca digambarkan dengan sikap kaki kanan dilipat ke belakang dan kaki kiri ditekuk ke depan di atas lapik persegi motif karang bentulu. Bertangan dua, masing – masing dengan sikap, yaitu tangan kanan membawa gada, tangan kanan kiri memegang wiru.
10. Arca Dwarapala I
Arca dipahatkan dengan sikap kaki kanan dilipat ke belakang dan kaki kiri ditekuk ke depan di atas lapik persegi motif karang bentulu. Bertangan dua, masing – masing dengan sikap, yaitu tangan kanan membawa gada, tangan kanan kiri memegang wiru. Menggunakan mahkota ketu terdapat hiasan karang manuk, jamang motif karang simbar, simping motif sulur daun, kundala aus, kankana motif karang bentulu, keyura motif karang simbar, gelang lengan motif sulur dan bunga, menggunakan udarabandha, menggunakan kain di atas lutut motif polos, sampur terjuntai di kanan dan kiri, wiru motif garis vertikal terjuntai sampai lapik, ujung wiru terbelah dua. Gelang kaki motif karang simbar.
11. Arca Pendeta
Arca dipahatkan bersikap bersila di atas lapik yang sudah aus. Bertangan dua, masing – masing, yaitu tangan kanan dengan sikap jari menggenggam dan tangan kiri membawa genta. Wajah persegi, mata aus, hidung sedang, bibir aus, dagu datar berjenggot, menggunakan mahkota ketu dengan hiasan karang manuk.
12. Arca Dwarapala II
Arca dipahatkan sangat menyeramkan menjaga pintu masuk pura, kaki kanan ditekuk ke depan dan kaki kiri dilipat ke belakang di atas lapik persegi motif karang bentolu dan karang manuk. Menggunakan hiasan petitis, kankana motif karang simbar, menggunakan udarabandha, menggunakan kain di atas lutut motif polos, wiru motif bunga terjuntai sampai lapik. Gelang kaki motif karang simbar.
13. Arca dwarapala III
Arca dipahatkan menyeramkan berpasangan dengan arca dwarapala II, bertangan dua, masing – masing, yaitu tangan kanan membawa pedang dan tangan kiri ditekuk di sebelah pinggang posisi menggenggam. Menggunakan hiasan petitis, kankana motif karang simbar, menggunakan udarabandha, menggunakan kain di atas lutut motif polos, wiru motif bunga terjuntai sampai lapik. Gelang kaki motif karang simbar.
1. Aling-aling Garuda
Aling-Aling garuda terletak di sisi barat jaba tengah (madya mandala) di pintu masuk sisi barat pura. Aling-aling ini berbentuk Burung Garuda dengan sayap mengembang. Kemungkinan aling-aling ini berkisah tentang cerita Garudeya dalam kisah Samudramanthana. Di bagian bawah kaki Garuda terdapat binatang-binatang seperti Gajah, Kura-Kura, Empas (Bedawangnala), Ular, Macan. Garuda digambarkan dengan Posisi jongkok dengan tangan kanan dan kiri memegang lutut. Pada bagian belakang aling-aling terdapat hiasan sulur-suluran, kepala raksasa yang digambarkan berwajah menyeramkan, mata melotot, bertaring, menggunakan mahkota, tangan berada di samping rahang dengan kuku yang panjang, di bawahnya terdapat relief-relief binatang, namun keadaan yang aus membuat sulit mengidentifikasikan jenis-jenis binatang yang di pahatkan.
2. Aling-aling Rangda (Prajapati)
Aling-aling Rangda atau disebut juga Pura Prajapati berada di sisi utara halaman menggunakan kain di atas lutut motif simbar dengan sampur polos terjuntai di kanan dan kiri sampai ke lapik, wiru tanpa motif terjuntai sampai lapik, ujung wiru terbagi dua dengan tiga lipatan, gelang kaki motif simbar.
3. Arca Balagana I
Arca diletakkan pada Pelinggih Tajuk Ratu Agung berdiri di atas lapik persegi motif karang bentolu dengan kedua kaki sedikit ditekuk. Bertangan dua, masing – masing dengan sikap, yaitu tangan kanan sikap abhaya dengan jari ditekuk, tangan kanan kiri sikap abhaya tetapi jari sudah patah. Wajah bulat, mata melotot, belalai terjuntai hingga perut mengarah ke kanan/walampiri, mulut lebar, bibir tebal, dagu lancip, kuping besar, rambut ikal sampai pinggang, leher pendek, dada besar, perut buncit, tangan besar, kaki besar. Menggunakan hiasan kankana motif simbar, hara motif simbar, menggunakan udarabandha dengan gasper motif karang bentolu, menggunakan kain di atas lutut motif polos dengan sampur polos terjuntai di kanan dan kiri sampai ke lapik, wiru tanpa motif terjuntai sampai lapik, ujung wiru terbagi dua dengan tiga lipatan, gelang kaki motif simbar.
4. Arca balagana II
Arca diletakkan pada Pelinggih Tajuk Ratu Agung dengan kondisi mulai aus, dan dilapisi pamor, berdiri di atas lapik persegi motif karang bentolu dengan kedua kaki sedikit ditekuk. Bertangan dua, masing – masing dengan sikap, yaitu tangan kanan sikap seperti abhaya dengan jari ditekuk, tangan kanan kiri sikap seperti abhaya dengan jari ditekuk. Wajah bulat, mata melotot, belalai terjuntai hingga perut mengarah ke kiri/itampiri, mulut lebar, bibir tebal, dagu lancip, kuping besar, rambut ikal sampai pinggang, leher pendek, dada besar, perut buncit, tangan besar, kaki besar. Menggunakan kankana motif simbar, hara motif simbar, menggunakan udarabandha dengan gasper motif karang bentulu.
5. Arca Balagana III
Arca berdiri di atas lapik persegi motif karang bentolu dengan kedua kaki sedikit ditekuk. Bertangan dua, masing – masing dengan sikap, yaitu tangan kanan memegang belalai, tangan kanan kiri sikap seperti abhaya tetapi jari sudah patah. Wajah bulat, mata melotot, belalai terjuntai hingga perut mengarah ke kanan/walampiri, mulut lebar, bibir tebal, dagu lancip, kuping besar, rambut ikal sampai pinggang, leher pendek, dada besar, perut buncit, tangan besar, kaki besar. Menggunakan hiasan kankana motif simbar, hara motif simbar, menggunakan udarabandha, menggunakan kain di atas lutut motif garis dan bunga dengan sampur polos terjuntai di kanan dan kiri sampai ke lapik, wiru tanpa motif terjuntai sampai lapik, ujung wiru terbagi dua dengan tiga lipatan, gelang kaki motif simbar.
6. Arca Balagana IV
Arca berdiri di atas lapik persegi motif garis – garis dengan kedua kaki sedikit ditekuk. Bertangan dua, masing – masing dengan sikap, yaitu tangan kanan sikap seperti abhaya dengan jari ditekuk, tangan kanan kiri menempel di perut. Wajah bulat, mata melotot, belalai terjuntai hingga perut mengarah ke kiri/itampiri, mulut lebar, bibir tebal, dagu lancip, kuping besar, rambut ikal sampai pinggang, leher pendek, dada besar, perut buncit, tangan besar, kaki besar. Menggunakan kankana motif simbar, hara motif simbar, menggunakan udarabandha dengan gasper motif karang simbar, menggunakan kain di atas lutut motif simbar dengan sampur polos terjuntai di kanan dan kiri sampai ke lapik, wiru tanpa motif terjuntai sampai lapik, ujung wiru terbagi dua dengan tiga lipatan, gelang kaki motif simbar.
7. Bentala
Bentala merupakan kemuncak sebuah bangunan, diletakkan di bawah sebelah selatan ruang utama mandala. Kondisi bentala baik tetapi sudah ditumbuhi lumut. Terdapat beberapa hiasan, seperti karang manuk, karang bentulu, karang simbar.
8. Arca Mahakala
Arca diletakkan pada Bale Pengaruman dengan kondisi mulai aus, dan dilapisi pamor yang sudah pudar. Arca digambarkan dengan sikap kaki kanan ditekuk ke depan dan kaki kiri dilipat ke belakang di atas lapik persegi motif karang bentulu. Bertangan dua, masing – masing dengan sikap, yaitu tangan kanan membawa gada, tangan kanan kiri sikap abhaya dengan jempol dilipat ke dalam.
9. Arca Nandishwara
Arca diletakkan di Bale Pengaruman dengan kondisi mulai aus, dan dilapisi pamor yang sudah pudar. Arca digambarkan dengan sikap kaki kanan dilipat ke belakang dan kaki kiri ditekuk ke depan di atas lapik persegi motif karang bentulu. Bertangan dua, masing – masing dengan sikap, yaitu tangan kanan membawa gada, tangan kanan kiri memegang wiru.
10. Arca Dwarapala I
Arca dipahatkan dengan sikap kaki kanan dilipat ke belakang dan kaki kiri ditekuk ke depan di atas lapik persegi motif karang bentulu. Bertangan dua, masing – masing dengan sikap, yaitu tangan kanan membawa gada, tangan kanan kiri memegang wiru. Menggunakan mahkota ketu terdapat hiasan karang manuk, jamang motif karang simbar, simping motif sulur daun, kundala aus, kankana motif karang bentulu, keyura motif karang simbar, gelang lengan motif sulur dan bunga, menggunakan udarabandha, menggunakan kain di atas lutut motif polos, sampur terjuntai di kanan dan kiri, wiru motif garis vertikal terjuntai sampai lapik, ujung wiru terbelah dua. Gelang kaki motif karang simbar.
11.Arca Pendeta
Arca dipahatkan bersikap bersila di atas lapik yang sudah aus. Bertangan dua, masing – masing, yaitu tangan kanan dengan sikap jari menggenggam dan tangan kiri membawa genta. Wajah persegi, mata aus, hidung sedang, bibir aus, dagu datar berjenggot, menggunakan mahkota ketu dengan hiasan karang manuk.
12. Arca Dwarapala II
Arca dipahatkan sangat menyeramkan menjaga pintu masuk pura, kaki kanan ditekuk ke depan dan kaki kiri dilipat ke belakang di atas lapik persegi motif karang bentolu dan karang manuk. Menggunakan hiasan petitis, kankana motif karang simbar, menggunakan udarabandha, menggunakan kain di atas lutut motif polos, wiru motif bunga terjuntai sampai lapik. Gelang kaki motif karang simbar.
13. Arca dwarapala III
Arca dipahatkan menyeramkan berpasangan dengan arca dwarapala II, bertangan dua, masing – masing, yaitu tangan kanan membawa pedang dan tangan kiri ditekuk di sebelah pinggang posisi menggenggam. Menggunakan hiasan petitis, kankana motif karang simbar, menggunakan udarabandha, menggunakan kain di atas lutut motif polos, wiru motif bunga terjuntai sampai lapik. Gelang kaki motif karang simbar.
1. Aling-aling Garuda
Aling-Aling garuda terletak di sisi barat jaba tengah (madya mandala) di pintu masuk sisi barat pura. Aling-aling ini berbentuk Burung Garuda dengan sayap mengembang. Kemungkinan aling-aling ini berkisah tentang cerita Garudeya dalam kisah Samudramanthana. Di bagian bawah kaki Garuda terdapat binatang-binatang seperti Gajah, Kura-Kura, Empas (Bedawangnala), Ular, Macan. Garuda digambarkan dengan Posisi jongkok dengan tangan kanan dan kiri memegang lutut. Pada bagian belakang aling-aling terdapat hiasan sulur-suluran, kepala raksasa yang digambarkan berwajah menyeramkan, mata melotot, bertaring, menggunakan mahkota, tangan berada di samping rahang dengan kuku yang panjang, di bawahnya terdapat relief-relief binatang, namun keadaan yang aus membuat sulit mengidentifikasikan jenis-jenis binatang yang di pahatkan.
2. Aling-aling Rangda (Prajapati)
Aling-aling Rangda atau disebut juga Pura Prajapati berada di sisi utara halaman menggunakan kain di atas lutut motif simbar dengan sampur polos terjuntai di kanan dan kiri sampai ke lapik, wiru tanpa motif terjuntai sampai lapik, ujung wiru terbagi dua dengan tiga lipatan, gelang kaki motif simbar.
3. Arca Balagana I
Arca diletakkan pada Pelinggih Tajuk Ratu Agung berdiri di atas lapik persegi motif karang bentolu dengan kedua kaki sedikit ditekuk. Bertangan dua, masing – masing dengan sikap, yaitu tangan kanan sikap abhaya dengan jari ditekuk, tangan kanan kiri sikap abhaya tetapi jari sudah patah. Wajah bulat, mata melotot, belalai terjuntai hingga perut mengarah ke kanan/walampiri, mulut lebar, bibir tebal, dagu lancip, kuping besar, rambut ikal sampai pinggang, leher pendek, dada besar, perut buncit, tangan besar, kaki besar. Menggunakan hiasan kankana motif simbar, hara motif simbar, menggunakan udarabandha dengan gasper motif karang bentolu, menggunakan kain di atas lutut motif polos dengan sampur polos terjuntai di kanan dan kiri sampai ke lapik, wiru tanpa motif terjuntai sampai lapik, ujung wiru terbagi dua dengan tiga lipatan, gelang kaki motif simbar.
4. Arca balagana II
Arca diletakkan pada Pelinggih Tajuk Ratu Agung dengan kondisi mulai aus, dan dilapisi pamor, berdiri di atas lapik persegi motif karang bentolu dengan kedua kaki sedikit ditekuk. Bertangan dua, masing – masing dengan sikap, yaitu tangan kanan sikap seperti abhaya dengan jari ditekuk, tangan kanan kiri sikap seperti abhaya dengan jari ditekuk. Wajah bulat, mata melotot, belalai terjuntai hingga perut mengarah ke kiri/itampiri, mulut lebar, bibir tebal, dagu lancip, kuping besar, rambut ikal sampai pinggang, leher pendek, dada besar, perut buncit, tangan besar, kaki besar. Menggunakan kankana motif simbar, hara motif simbar, menggunakan udarabandha dengan gasper motif karang bentulu.
5. Arca Balagana III
Arca berdiri di atas lapik persegi motif karang bentolu dengan kedua kaki sedikit ditekuk. Bertangan dua, masing – masing dengan sikap, yaitu tangan kanan memegang belalai, tangan kanan kiri sikap seperti abhaya tetapi jari sudah patah. Wajah bulat, mata melotot, belalai terjuntai hingga perut mengarah ke kanan/walampiri, mulut lebar, bibir tebal, dagu lancip, kuping besar, rambut ikal sampai pinggang, leher pendek, dada besar, perut buncit, tangan besar, kaki besar. Menggunakan hiasan kankana motif simbar, hara motif simbar, menggunakan udarabandha, menggunakan kain di atas lutut motif garis dan bunga dengan sampur polos terjuntai di kanan dan kiri sampai ke lapik, wiru tanpa motif terjuntai sampai lapik, ujung wiru terbagi dua dengan tiga lipatan, gelang kaki motif simbar.
6. Arca Balagana IV
Arca berdiri di atas lapik persegi motif garis – garis dengan kedua kaki sedikit ditekuk. Bertangan dua, masing – masing dengan sikap, yaitu tangan kanan sikap seperti abhaya dengan jari ditekuk, tangan kanan kiri menempel di perut. Wajah bulat, mata melotot, belalai terjuntai hingga perut mengarah ke kiri/itampiri, mulut lebar, bibir tebal, dagu lancip, kuping besar, rambut ikal sampai pinggang, leher pendek, dada besar, perut buncit, tangan besar, kaki besar. Menggunakan kankana motif simbar, hara motif simbar, menggunakan udarabandha dengan gasper motif karang simbar, menggunakan kain di atas lutut motif simbar dengan sampur polos terjuntai di kanan dan kiri sampai ke lapik, wiru tanpa motif terjuntai sampai lapik, ujung wiru terbagi dua dengan tiga lipatan, gelang kaki motif simbar.
7. Bentala
Bentala merupakan kemuncak sebuah bangunan, diletakkan di bawah sebelah selatan ruang utama mandala. Kondisi bentala baik tetapi sudah ditumbuhi lumut. Terdapat beberapa hiasan, seperti karang manuk, karang bentulu, karang simbar.
8. Arca Mahakala
Arca diletakkan pada Bale Pengaruman dengan kondisi mulai aus, dan dilapisi pamor yang sudah pudar. Arca digambarkan dengan sikap kaki kanan ditekuk ke depan dan kaki kiri dilipat ke belakang di atas lapik persegi motif karang bentulu. Bertangan dua, masing – masing dengan sikap, yaitu tangan kanan membawa gada, tangan kanan kiri sikap abhaya dengan jempol dilipat ke dalam.
9. Arca Nandishwara
Arca diletakkan di Bale Pengaruman dengan kondisi mulai aus, dan dilapisi pamor yang sudah pudar. Arca digambarkan dengan sikap kaki kanan dilipat ke belakang dan kaki kiri ditekuk ke depan di atas lapik persegi motif karang bentulu. Bertangan dua, masing – masing dengan sikap, yaitu tangan kanan membawa gada, tangan kanan kiri memegang wiru.
10. Arca Dwarapala I
Arca dipahatkan dengan sikap kaki kanan dilipat ke belakang dan kaki kiri ditekuk ke depan di atas lapik persegi motif karang bentulu. Bertangan dua, masing – masing dengan sikap, yaitu tangan kanan membawa gada, tangan kanan kiri memegang wiru. Menggunakan mahkota ketu terdapat hiasan karang manuk, jamang motif karang simbar, simping motif sulur daun, kundala aus, kankana motif karang bentulu, keyura motif karang simbar, gelang lengan motif sulur dan bunga, menggunakan udarabandha, menggunakan kain di atas lutut motif polos, sampur terjuntai di kanan dan kiri, wiru motif garis vertikal terjuntai sampai lapik, ujung wiru terbelah dua. Gelang kaki motif karang simbar.
11. Arca Pendeta
Arca dipahatkan bersikap bersila di atas lapik yang sudah aus. Bertangan dua, masing – masing, yaitu tangan kanan dengan sikap jari menggenggam dan tangan kiri membawa genta. Wajah persegi, mata aus, hidung sedang, bibir aus, dagu datar berjenggot, menggunakan mahkota ketu dengan hiasan karang manuk.
12. Arca Dwarapala II
Arca dipahatkan sangat menyeramkan menjaga pintu masuk pura, kaki kanan ditekuk ke depan dan kaki kiri dilipat ke belakang di atas lapik persegi motif karang bentolu dan karang manuk. Menggunakan hiasan petitis, kankana motif karang simbar, menggunakan udarabandha, menggunakan kain di atas lutut motif polos, wiru motif bunga terjuntai sampai lapik. Gelang kaki motif karang simbar.
13. Arca dwarapala III
Arca dipahatkan menyeramkan berpasangan dengan arca dwarapala II, bertangan dua, masing – masing, yaitu tangan kanan membawa pedang dan tangan kiri ditekuk di sebelah pinggang posisi menggenggam. Menggunakan hiasan petitis, kankana motif karang simbar, menggunakan udarabandha, menggunakan kain di atas lutut motif polos, wiru motif bunga terjuntai sampai lapik. Gelang kaki motif karang simbar.
Leave A Comment