Pura Dalem Mutering Jagat Kesiman

Pura Dalem Mutering Jagat terletak di tepi Sungai Ayung. Keberadaanya erat kaitannya dengan Pura Agung Petilan (Pura Ngerebong). Berdasarkan data yang termuat dalam “Eka Ilikita Desa Adat Kesiman”, Pura Dalem Muter dibangun oleh Arya Wang Bang Pinatih di Puri Kertalangu. Lokasinya berada di tempat Ida Dalem Batu Ireng mencapai moksa di tepi We Ayu. “we” berarti air dan “ayu” berarti kedamaian. Lokasi ini sekarang dikenal dengan Sungai Ayung. 

Diceritakan, bahwa setelah Ida Dalem Batu Ireng  mencapai moksa, para pengikutnya mendirikan sebuah tugu peringatan berupa batu besar yang dinamakan Batu Sima. Putranya yang bernama Arya Panji kemudian mendirikan kerajaan yang terletak di Buruan Tegal Asah Sanur sekitar Tahun Saka 1265. Batu peringatan yang terletak di Sungai Ayung kemudian dikenal bernama Batumenjong. 

Seiring berjalannya waktu, ketiga keturunan Ida Dalem Batu Ireng menuju Sungai Ayung yang diikuti oleh Bendesa Manik Mas. Mereka kemudian bertemu di Gaduh mengambil batu peringatan (Batu Sima), dan diletakkan di tepi Sungai Ayung. Ketiga keturunan Dalem Batu Ireng mengikuti yadnya moksa di Sungai Ayung. Bendesa Mas dan Gaduh kemudian membangun grema (desa pakraman) bernama Pendem, lengkap dengan Prahyangan Desa Puseh dan Manik Aji di Hutan Ambengan Abian Nangka (Eka Ilikita Desa Adat Kesiman, 1990: 3-4).

Di tepi Sungai Ayung tepat di tempat Ida Dalem Batu Ireng moksa, Arya Wang Bang Pinatih bertemu dengan masyarakat Bali, dan memperkenalkan diri sebagai utusan dari Sang Prabhu Majapahit untuk melanjutkan Simakrama yang dijalankan oleh masyarakat Bali di wilayah kekuasaan Dalem Batu Ireng. Wilayah tersebut bernama Ngerebongan. Setelah Arya Wang Bang  menerima warisan dari Ida Dalem Batu Ireng (Dalem Moksa) di tepi Sungai Ayung, kemudian Arya Wang Bang mengukuhkan tempat peninggalan Ida Dalem Batu Ireng dengan nama Kusima dan tempat inti Ida Dalem Batu Ireng moksa apengrebongan bernama Amuter Bhuana. Arya Wang Bang menegaskan arti Kusima, yaitu “ku” berarti kukuh atau kuat dan “sima” merupakan wilayah Prahyangan Dalem Muter. Prahyangan yang dibangun oleh Arya Wang Bang di tepi Sungai Ayung selesai pada hari Wraspati wuku Sungsang (Sugihan Jawa), sebagai penanda masyarakat Bali yang berasal dari Jawa melaksanakan upacara piodalan Sugihan Jawa. Kemudian kata Kusima lama kelamaan disebut dengan Kesiman hingga saat ini (Eka Ilikita Desa Adat Kesiman, 1990: 4). 

Pura Dalem Mutering Jagat Kesiman terletak pada koordinat  50 L 0307399; UTM 9043602; 38 Mdpl, tepat di timur Dam Sungai Ayung di lingkungan Kertapura, Desa Kesiman Kertalangu. Pura ini memiliki halaman yang begitu luas. Selain itu, pura ini juga menggunakan konsep Tri Mandala yang terdiri dari halaman luar (nista mandala/jaba sisi), halaman tengah (madya mandala/jaba tengah) dan halaman utama (utama mandala/jeroan). Halaman tengah dihubungkan dengan gapura Kori Agung untuk masuk ke halaman utama.

1. Tugu (Pelinggih Ratu Penglurah Pengider Bhuana)

Struktur bangunan pelinggih ini terbuat dari susunan batu bata yang disusun sederhana, serta berdenah persegi empat. Pelinggih terdiri dari 3 bagian yakni bagian kaki, badan, dan atap. Pada bagian kaki dibuat polos dengan bentuk persegi empat, sementara pada bagian badan terdapat ceruk persegi empat sebagai tempat bersthananya Tuhan, dan tempat untuk meletakkan sesaji (banten/canang). Pada bagian atap pelinggih dibuat bertumpang 3 dengan hiasan kemuncak seperti mahkota di bagian atasnya.

2. Tugu (Pelinggih Ratu Penglurah Agung)

Struktur bangunan pelinggih ini terbuat dari susunan batu bata yang disusun sederhana, serta berdenah persegi empat. Pelinggih terdiri dari 3 bagian yakni bagian kaki, badan dan atap. Pada bagian kaki dibuat polos dengan bentuk persegi empat, sementara pada bagian badan terdapat ceruk persegi empat sebagai tempat bersthananya Tuhan dan tempat untuk meletakkan sesaji (banten/canang). Pada bagian atap pelinggih dibuat semakin keatas semakin mengecil seperti piramida, serta terdapat hiasan kuncup bulat pada puncaknya.

3. Tugu (Pelinggih Ratu Penglurah Jong)

Struktur bangunan pelinggih ini terbuat dari susunan batu bata yang disusun sederhana, serta berdenah persegi empat. Pelinggih terdiri dari 3 bagian, yakni bagian kaki, badan, dan atap. Pada bagian kaki dibuat polos dengan bentuk persegi empat, dan terdapat tangga berjumlah 4 pada sisi depannya. Sementara pada bagian badan terdapat ceruk persegi empat sebagai tempat bersthananya Tuhan, dan tempat untuk meletakkan sesaji (banten/canang). Pada bagian atap pelinggih dibuat bertumpang 3 dengan hiasan kemuncak seperti kuncup bulat di bagian atasnya.

4. Gapura Kori Agung 

Gapura ini terbuat dari susunan batu bata yang disusun sederhana dengan 3 pintu masuk untuk menuju halaman utama (jeroan). Pada sisi depan gapura bagian bawah, tepatnya di tengah-tengah terdapat 7 buah anak tangga yang dibuat dengan susunan batu kali. Pada bagian tengah gapura dibuat dengan pola bangunan lebih besar dan tinggi, serta bagian atapnya terdiri dari 5 tingkatan berbentuk persegi empat semakin keatas semakin mengecil dengan hiasan simbar pada setiap sisinya. 

5. Belong 

Belong merupakan tempat air yang terbuat dari batu padas, atau disebut juga gentong berbentuk polos tanpa hiasan dengan bentuk bulat. Bagian kaki kendi dibuat agak mengecil pada bagian bawahnya, sementara bagian atas kendi terdapat tepian bibir untuk penyangga tutup kendi. Tutup kendi dibuat agak meruncing, serta di dalam kendi terdapat lubang yang cukup dalam dan lebar untuk tempat menaruh air.

6. Arca Perwujudan Bhatari

Arca perwujudan bhatari dengan sikap duduk bersimpuh diatas lapik yang berhiaskan sulur-suluran. Posisi tangan kanan ditekuk di sebelah pinggang, sementara tangan kiri lurus diletakkan diatas paha kiri. Pada bagian telinga memakai perhiasan, bagian leher menggunakan kalung, bagian dada di tengah-tengah terdapat hiasan menjuntai, serta pada bagian pinggang terlihat menggunakan kain hingga ke lutut. Bibir dalam keadaan tersenyum, sementara rambut berbentuk ikal dan terurai di belakang.

7. Arca Perwujudan Bhatara

Arca perwujudan bhatara duduk diatas lapik berhiaskan sulur-suluran dengan posisi kaki kiri dilipat ke belakang seperti bersimpuh dan kaki kanan ditekuk ke depan. Posisi tangan kiri agak ditekuk ke belakang seperti memegang ikat pinggang dan tangan kanan dilipat kedepan seperti memegang benda menghadap keatas. Telinga menggunakan anting, lengan kiri dan kanan menggunakan gelang, pada bagian dada, dan pinggang menggunakan hiasan, serta pada bagian paha kanan dan kiri terlihat menggunakan kain yang menjuntai hingga kaki. Posisi mulut dalam keadaan tersenyum.

8. Arca Perwujudan Wanita

Arca perwujudan seorang wanita dengan posisi kaki bersimpuh ditutupi kain yang terjuntai pada bagian depannya. Posisi tangan dalam sikap asana menempel di depan dada di tengah-tengah. Kepala memakai hiasan, telinga memakai anting, kedua tangan memakai gelang, jari manis memakai cincin, leher memakai hiasan, dada memakai hiasan, mulut tertutup, serta pandangan mata menghadap kebawah.

9. Arca Perwujudan Laki-laki

Arca perwujudan seorang laki-laki dengan posisi kaki bersila ditutupi kain yang terjuntai pada bagian depannya. Posisi tangan dalam sikap asana menempel di depan dada di tengah-tengah. Kepala memakai hiasan, telinga memakai anting, kedua tangan memakai gelang, jari manis memakai cincin, leher memakai hiasan, dada memakai hiasan,  mulut tertutup, serta mata menghadap ke bawah.

10.Arca Dwarapala I

Arca penjaga dalam posisi jongkok diatas lapik berhiaskan sulur-suluran dengan posisi kaki kanan dilipat kedalam dan kaki kiri ditekuk di depan. Posisi kedua tangan ditekuk di sebelah pinggang dengan jari-jari mengepal. Wajah arca terlihat menyeramkan dengan mata melotot dan mulut terbuka, serta terdapat taring. Lengan memakai hiasan gelang, kepala memakai hiasan, serta rambut diikat agak tinggi. Terlihat memakai kancut pada bagian tengah kaki

11. Arca Dwarapala II

Arca penjaga dalam posisi jongkok diatas lapik berhiaskan sulur-suluran dengan posisi kaki kiri dilipat kedalam dan kaki kanan ditekuk di depan. Posisi kedua tangan ditekuk di sebelah pinggang dengan jari-jari mengepal. Wajah arca terlihat menyeramkan dengan mata melotot dan mulut terbuka, serta terdapat taring. Lengan memakai hiasan gelang, kepala memakai hiasan, memakai hiasan di dada, memakai ikat pinggang, serta rambut diikat agak tinggi. Terlihat memakai kancut pada bagian tengah kaki.

12. Fragmen Arca

Fragmen arca karena bagian kepala telah patah dan hilang. Terlihat arca dalam posisi berdiri diatas lapik. Sementara permukaan arca telah aus dan tidak dapat diidentifikasi secara ikonografi.

13. Batu Alam

Batu alam berbentuk persegi empat agak lonjong pada salah satu sudut, bentuknya tidak beraturan, ditemukan 6 buah batu alam di Pura Dalem Mutering Jagat Kesiman. 

14. Arca Dwarapala III

Arca dwarapala merupakan arca penjaga pintu berdiri diatas lapik berhias dengan sikap kaki agak ditekuk. Posisi tangan kanan dibentangkan di depan dada memegang senjata, sementara tangan kiri memegang sesuatu di pinggang. Tangan memakai gelang, memakai hiasan telinga, hiasan bahu. Terlihat memakai kain menjuntai ke samping kanan dan kiri, serta kancut pada bagian depan yang menjuntai ke bawah. Wajah terlihat seram dengan mata melotot, mulut terbuka memperlihatkan taring, rambut tergerai panjang di belakang.

15. Arca Dwarapala IV

Arca dwarapala berdiri diatas lapik berhiaskan sulur-suluran dan terdapat hiasan kedok muka. Posisi kaki keduanya agak ditekuk. Posisi tangan kanan ditekuk di sebelah dada memegang senjata, sementara tangan tangan kiri menempel di perut. Wajah terlihat seram dengan mata melotot, mulut terbuka memperlihatkan taring, rambut tergerai di belakang. Kedua tangan memakai gelang, leher memakai hiasan, memakai kain diatas lutut, serta terdapat kancut di bagian depan yang terjuntai kebawah.

16. Arca Dwarapala V 

Arca dwarapala duduk diatas lapik dengan posisi kaki kanan ditekuk di depan, sementara kaki kiri dilipat ke belakang. Posisi tangan kiri ditekuk menghadap ke depan di sebelah dada, serta tangan kanan diletakkan diatas paha kanan dengan posisi terlipat memegang sesuatu. Wajah terlihat seram dengan mata melotot, mulut terbuka memperlihatkan taring tajam, dan rambut ikal terurai di belakang. Memakai gelang pada kedua tangan, memakai hiasan telinga, memakai hiasan perut, serta terdapat kain pada bagian depan.

17. Arca Dwarapala VI

Arca dwarapala duduk diatas lapik dengan posisi kaki kanan ditekuk di depan, sementara kaki kiri dilipat ke belakang. Posisi tangan kanan dibentangkan ke bahu kiri memegang sesuatu, serta tangan kiri ditekuk di sebelah pinggang diletakkan diatas paha kiri dengan menjulurkan dua jari kedepan. Wajah terlihat seram dengan mata melotot, mulut terbuka memperlihatkan taring yang tajam, rambut ikal terurai di belakang. Kedua lengan dan pergelangan tangan memakai gelang, serta terlihat kain terjuntai kebawah pada sisi depan dengan motif hias bunga dan garis.

1. Tugu (Pelinggih Ratu Penglurah Pengider Bhuana)

Struktur bangunan pelinggih ini terbuat dari susunan batu bata yang disusun sederhana, serta berdenah persegi empat. Pelinggih terdiri dari 3 bagian yakni bagian kaki, badan, dan atap. Pada bagian kaki dibuat polos dengan bentuk persegi empat, sementara pada bagian badan terdapat ceruk persegi empat sebagai tempat bersthananya Tuhan, dan tempat untuk meletakkan sesaji (banten/canang). Pada bagian atap pelinggih dibuat bertumpang 3 dengan hiasan kemuncak seperti mahkota di bagian atasnya.

2. Tugu (Pelinggih Ratu Penglurah Agung)

Struktur bangunan pelinggih ini terbuat dari susunan batu bata yang disusun sederhana, serta berdenah persegi empat. Pelinggih terdiri dari 3 bagian yakni bagian kaki, badan dan atap. Pada bagian kaki dibuat polos dengan bentuk persegi empat, sementara pada bagian badan terdapat ceruk persegi empat sebagai tempat bersthananya Tuhan dan tempat untuk meletakkan sesaji (banten/canang). Pada bagian atap pelinggih dibuat semakin keatas semakin mengecil seperti piramida, serta terdapat hiasan kuncup bulat pada puncaknya.

3. Tugu (Pelinggih Ratu Penglurah Jong)

Struktur bangunan pelinggih ini terbuat dari susunan batu bata yang disusun sederhana, serta berdenah persegi empat. Pelinggih terdiri dari 3 bagian, yakni bagian kaki, badan, dan atap. Pada bagian kaki dibuat polos dengan bentuk persegi empat, dan terdapat tangga berjumlah 4 pada sisi depannya. Sementara pada bagian badan terdapat ceruk persegi empat sebagai tempat bersthananya Tuhan, dan tempat untuk meletakkan sesaji (banten/canang). Pada bagian atap pelinggih dibuat bertumpang 3 dengan hiasan kemuncak seperti kuncup bulat di bagian atasnya.

4. Gapura Kori Agung 

Gapura ini terbuat dari susunan batu bata yang disusun sederhana dengan 3 pintu masuk untuk menuju halaman utama (jeroan). Pada sisi depan gapura bagian bawah, tepatnya di tengah-tengah terdapat 7 buah anak tangga yang dibuat dengan susunan batu kali. Pada bagian tengah gapura dibuat dengan pola bangunan lebih besar dan tinggi, serta bagian atapnya terdiri dari 5 tingkatan berbentuk persegi empat semakin keatas semakin mengecil dengan hiasan simbar pada setiap sisinya. 

5. Belong 

Belong merupakan tempat air yang terbuat dari batu padas, atau disebut juga gentong berbentuk polos tanpa hiasan dengan bentuk bulat. Bagian kaki kendi dibuat agak mengecil pada bagian bawahnya, sementara bagian atas kendi terdapat tepian bibir untuk penyangga tutup kendi. Tutup kendi dibuat agak meruncing, serta di dalam kendi terdapat lubang yang cukup dalam dan lebar untuk tempat menaruh air.

6. Arca Perwujudan Bhatari

Arca perwujudan bhatari dengan sikap duduk bersimpuh diatas lapik yang berhiaskan sulur-suluran. Posisi tangan kanan ditekuk di sebelah pinggang, sementara tangan kiri lurus diletakkan diatas paha kiri. Pada bagian telinga memakai perhiasan, bagian leher menggunakan kalung, bagian dada di tengah-tengah terdapat hiasan menjuntai, serta pada bagian pinggang terlihat menggunakan kain hingga ke lutut. Bibir dalam keadaan tersenyum, sementara rambut berbentuk ikal dan terurai di belakang.

7. Arca Perwujudan Bhatara

Arca perwujudan bhatara duduk diatas lapik berhiaskan sulur-suluran dengan posisi kaki kiri dilipat ke belakang seperti bersimpuh dan kaki kanan ditekuk ke depan. Posisi tangan kiri agak ditekuk ke belakang seperti memegang ikat pinggang dan tangan kanan dilipat kedepan seperti memegang benda menghadap keatas. Telinga menggunakan anting, lengan kiri dan kanan menggunakan gelang, pada bagian dada, dan pinggang menggunakan hiasan, serta pada bagian paha kanan dan kiri terlihat menggunakan kain yang menjuntai hingga kaki. Posisi mulut dalam keadaan tersenyum.

8. Arca Perwujudan Wanita

Arca perwujudan seorang wanita dengan posisi kaki bersimpuh ditutupi kain yang terjuntai pada bagian depannya. Posisi tangan dalam sikap asana menempel di depan dada di tengah-tengah. Kepala memakai hiasan, telinga memakai anting, kedua tangan memakai gelang, jari manis memakai cincin, leher memakai hiasan, dada memakai hiasan, mulut tertutup, serta pandangan mata menghadap kebawah.

9. Arca Perwujudan Laki-laki

Arca perwujudan seorang laki-laki dengan posisi kaki bersila ditutupi kain yang terjuntai pada bagian depannya. Posisi tangan dalam sikap asana menempel di depan dada di tengah-tengah. Kepala memakai hiasan, telinga memakai anting, kedua tangan memakai gelang, jari manis memakai cincin, leher memakai hiasan, dada memakai hiasan,  mulut tertutup, serta mata menghadap ke bawah.

10.Arca Dwarapala I

Arca penjaga dalam posisi jongkok diatas lapik berhiaskan sulur-suluran dengan posisi kaki kanan dilipat kedalam dan kaki kiri ditekuk di depan. Posisi kedua tangan ditekuk di sebelah pinggang dengan jari-jari mengepal. Wajah arca terlihat menyeramkan dengan mata melotot dan mulut terbuka, serta terdapat taring. Lengan memakai hiasan gelang, kepala memakai hiasan, serta rambut diikat agak tinggi. Terlihat memakai kancut pada bagian tengah kaki.

11. Arca Dwarapala II

Arca penjaga dalam posisi jongkok diatas lapik berhiaskan sulur-suluran dengan posisi kaki kiri dilipat kedalam dan kaki kanan ditekuk di depan. Posisi kedua tangan ditekuk di sebelah pinggang dengan jari-jari mengepal. Wajah arca terlihat menyeramkan dengan mata melotot dan mulut terbuka, serta terdapat taring. Lengan memakai hiasan gelang, kepala memakai hiasan, memakai hiasan di dada, memakai ikat pinggang, serta rambut diikat agak tinggi. Terlihat memakai kancut pada bagian tengah kaki.

12. Fragmen Arca

Fragmen arca karena bagian kepala telah patah dan hilang. Terlihat arca dalam posisi berdiri diatas lapik. Sementara permukaan arca telah aus dan tidak dapat diidentifikasi secara ikonografi.

13. Batu Alam

Batu alam berbentuk persegi empat agak lonjong pada salah satu sudut, bentuknya tidak beraturan, ditemukan 6 buah batu alam di Pura Dalem Mutering Jagat Kesiman. 

14. Arca Dwarapala III

Arca dwarapala merupakan arca penjaga pintu berdiri diatas lapik berhias dengan sikap kaki agak ditekuk. Posisi tangan kanan dibentangkan di depan dada memegang senjata, sementara tangan kiri memegang sesuatu di pinggang. Tangan memakai gelang, memakai hiasan telinga, hiasan bahu. Terlihat memakai kain menjuntai ke samping kanan dan kiri, serta kancut pada bagian depan yang menjuntai ke bawah. Wajah terlihat seram dengan mata melotot, mulut terbuka memperlihatkan taring, rambut tergerai panjang di belakang.

15. Arca Dwarapala IV

Arca dwarapala berdiri diatas lapik berhiaskan sulur-suluran dan terdapat hiasan kedok muka. Posisi kaki keduanya agak ditekuk. Posisi tangan kanan ditekuk di sebelah dada memegang senjata, sementara tangan tangan kiri menempel di perut. Wajah terlihat seram dengan mata melotot, mulut terbuka memperlihatkan taring, rambut tergerai di belakang. Kedua tangan memakai gelang, leher memakai hiasan, memakai kain diatas lutut, serta terdapat kancut di bagian depan yang terjuntai kebawah.

16. Arca Dwarapala V 

Arca dwarapala duduk diatas lapik dengan posisi kaki kanan ditekuk di depan, sementara kaki kiri dilipat ke belakang. Posisi tangan kiri ditekuk menghadap ke depan di sebelah dada, serta tangan kanan diletakkan diatas paha kanan dengan posisi terlipat memegang sesuatu. Wajah terlihat seram dengan mata melotot, mulut terbuka memperlihatkan taring tajam, dan rambut ikal terurai di belakang. Memakai gelang pada kedua tangan, memakai hiasan telinga, memakai hiasan perut, serta terdapat kain pada bagian depan.

17. Arca Dwarapala VI

Arca dwarapala duduk diatas lapik dengan posisi kaki kanan ditekuk di depan, sementara kaki kiri dilipat ke belakang. Posisi tangan kanan dibentangkan ke bahu kiri memegang sesuatu, serta tangan kiri ditekuk di sebelah pinggang diletakkan diatas paha kiri dengan menjulurkan dua jari kedepan. Wajah terlihat seram dengan mata melotot, mulut terbuka memperlihatkan taring yang tajam, rambut ikal terurai di belakang. Kedua lengan dan pergelangan tangan memakai gelang, serta terlihat kain terjuntai kebawah pada sisi depan dengan motif hias bunga dan garis.

1. Tugu (Pelinggih Ratu Penglurah Pengider Bhuana)

Struktur bangunan pelinggih ini terbuat dari susunan batu bata yang disusun sederhana, serta berdenah persegi empat. Pelinggih terdiri dari 3 bagian yakni bagian kaki, badan, dan atap. Pada bagian kaki dibuat polos dengan bentuk persegi empat, sementara pada bagian badan terdapat ceruk persegi empat sebagai tempat bersthananya Tuhan, dan tempat untuk meletakkan sesaji (banten/canang). Pada bagian atap pelinggih dibuat bertumpang 3 dengan hiasan kemuncak seperti mahkota di bagian atasnya.

2. Tugu (Pelinggih Ratu Penglurah Agung)

Struktur bangunan pelinggih ini terbuat dari susunan batu bata yang disusun sederhana, serta berdenah persegi empat. Pelinggih terdiri dari 3 bagian yakni bagian kaki, badan dan atap. Pada bagian kaki dibuat polos dengan bentuk persegi empat, sementara pada bagian badan terdapat ceruk persegi empat sebagai tempat bersthananya Tuhan dan tempat untuk meletakkan sesaji (banten/canang). Pada bagian atap pelinggih dibuat semakin keatas semakin mengecil seperti piramida, serta terdapat hiasan kuncup bulat pada puncaknya.

3. Tugu (Pelinggih Ratu Penglurah Jong)

Struktur bangunan pelinggih ini terbuat dari susunan batu bata yang disusun sederhana, serta berdenah persegi empat. Pelinggih terdiri dari 3 bagian, yakni bagian kaki, badan, dan atap. Pada bagian kaki dibuat polos dengan bentuk persegi empat, dan terdapat tangga berjumlah 4 pada sisi depannya. Sementara pada bagian badan terdapat ceruk persegi empat sebagai tempat bersthananya Tuhan, dan tempat untuk meletakkan sesaji (banten/canang). Pada bagian atap pelinggih dibuat bertumpang 3 dengan hiasan kemuncak seperti kuncup bulat di bagian atasnya.

4. Gapura Kori Agung 

Gapura ini terbuat dari susunan batu bata yang disusun sederhana dengan 3 pintu masuk untuk menuju halaman utama (jeroan). Pada sisi depan gapura bagian bawah, tepatnya di tengah-tengah terdapat 7 buah anak tangga yang dibuat dengan susunan batu kali. Pada bagian tengah gapura dibuat dengan pola bangunan lebih besar dan tinggi, serta bagian atapnya terdiri dari 5 tingkatan berbentuk persegi empat semakin keatas semakin mengecil dengan hiasan simbar pada setiap sisinya. 

5. Belong 

Belong merupakan tempat air yang terbuat dari batu padas, atau disebut juga gentong berbentuk polos tanpa hiasan dengan bentuk bulat. Bagian kaki kendi dibuat agak mengecil pada bagian bawahnya, sementara bagian atas kendi terdapat tepian bibir untuk penyangga tutup kendi. Tutup kendi dibuat agak meruncing, serta di dalam kendi terdapat lubang yang cukup dalam dan lebar untuk tempat menaruh air.

6. Arca Perwujudan Bhatari

Arca perwujudan bhatari dengan sikap duduk bersimpuh diatas lapik yang berhiaskan sulur-suluran. Posisi tangan kanan ditekuk di sebelah pinggang, sementara tangan kiri lurus diletakkan diatas paha kiri. Pada bagian telinga memakai perhiasan, bagian leher menggunakan kalung, bagian dada di tengah-tengah terdapat hiasan menjuntai, serta pada bagian pinggang terlihat menggunakan kain hingga ke lutut. Bibir dalam keadaan tersenyum, sementara rambut berbentuk ikal dan terurai di belakang.

7. Arca Perwujudan Bhatara

Arca perwujudan bhatara duduk diatas lapik berhiaskan sulur-suluran dengan posisi kaki kiri dilipat ke belakang seperti bersimpuh dan kaki kanan ditekuk ke depan. Posisi tangan kiri agak ditekuk ke belakang seperti memegang ikat pinggang dan tangan kanan dilipat kedepan seperti memegang benda menghadap keatas. Telinga menggunakan anting, lengan kiri dan kanan menggunakan gelang, pada bagian dada, dan pinggang menggunakan hiasan, serta pada bagian paha kanan dan kiri terlihat menggunakan kain yang menjuntai hingga kaki. Posisi mulut dalam keadaan tersenyum.

8. Arca Perwujudan Wanita

Arca perwujudan seorang wanita dengan posisi kaki bersimpuh ditutupi kain yang terjuntai pada bagian depannya. Posisi tangan dalam sikap asana menempel di depan dada di tengah-tengah. Kepala memakai hiasan, telinga memakai anting, kedua tangan memakai gelang, jari manis memakai cincin, leher memakai hiasan, dada memakai hiasan, mulut tertutup, serta pandangan mata menghadap kebawah.

9. Arca Perwujudan Laki-laki

Arca perwujudan seorang laki-laki dengan posisi kaki bersila ditutupi kain yang terjuntai pada bagian depannya. Posisi tangan dalam sikap asana menempel di depan dada di tengah-tengah. Kepala memakai hiasan, telinga memakai anting, kedua tangan memakai gelang, jari manis memakai cincin, leher memakai hiasan, dada memakai hiasan,  mulut tertutup, serta mata menghadap ke bawah.

10.Arca Dwarapala I

Arca penjaga dalam posisi jongkok diatas lapik berhiaskan sulur-suluran dengan posisi kaki kanan dilipat kedalam dan kaki kiri ditekuk di depan. Posisi kedua tangan ditekuk di sebelah pinggang dengan jari-jari mengepal. Wajah arca terlihat menyeramkan dengan mata melotot dan mulut terbuka, serta terdapat taring. Lengan memakai hiasan gelang, kepala memakai hiasan, serta rambut diikat agak tinggi. Terlihat memakai kancut pada bagian tengah kaki.

11. Arca Dwarapala II

Arca penjaga dalam posisi jongkok diatas lapik berhiaskan sulur-suluran dengan posisi kaki kiri dilipat kedalam dan kaki kanan ditekuk di depan. Posisi kedua tangan ditekuk di sebelah pinggang dengan jari-jari mengepal. Wajah arca terlihat menyeramkan dengan mata melotot dan mulut terbuka, serta terdapat taring. Lengan memakai hiasan gelang, kepala memakai hiasan, memakai hiasan di dada, memakai ikat pinggang, serta rambut diikat agak tinggi. Terlihat memakai kancut pada bagian tengah kaki.

12. Fragmen Arca

Fragmen arca karena bagian kepala telah patah dan hilang. Terlihat arca dalam posisi berdiri diatas lapik. Sementara permukaan arca telah aus dan tidak dapat diidentifikasi secara ikonografi.

13. Batu Alam

Batu alam berbentuk persegi empat agak lonjong pada salah satu sudut, bentuknya tidak beraturan, ditemukan 6 buah batu alam di Pura Dalem Mutering Jagat Kesiman. 

14. Arca Dwarapala III

Arca dwarapala merupakan arca penjaga pintu berdiri diatas lapik berhias dengan sikap kaki agak ditekuk. Posisi tangan kanan dibentangkan di depan dada memegang senjata, sementara tangan kiri memegang sesuatu di pinggang. Tangan memakai gelang, memakai hiasan telinga, hiasan bahu. Terlihat memakai kain menjuntai ke samping kanan dan kiri, serta kancut pada bagian depan yang menjuntai ke bawah. Wajah terlihat seram dengan mata melotot, mulut terbuka memperlihatkan taring, rambut tergerai panjang di belakang.

15. Arca Dwarapala IV

Arca dwarapala berdiri diatas lapik berhiaskan sulur-suluran dan terdapat hiasan kedok muka. Posisi kaki keduanya agak ditekuk. Posisi tangan kanan ditekuk di sebelah dada memegang senjata, sementara tangan tangan kiri menempel di perut. Wajah terlihat seram dengan mata melotot, mulut terbuka memperlihatkan taring, rambut tergerai di belakang. Kedua tangan memakai gelang, leher memakai hiasan, memakai kain diatas lutut, serta terdapat kancut di bagian depan yang terjuntai kebawah.

16. Arca Dwarapala V 

Arca dwarapala duduk diatas lapik dengan posisi kaki kanan ditekuk di depan, sementara kaki kiri dilipat ke belakang. Posisi tangan kiri ditekuk menghadap ke depan di sebelah dada, serta tangan kanan diletakkan diatas paha kanan dengan posisi terlipat memegang sesuatu. Wajah terlihat seram dengan mata melotot, mulut terbuka memperlihatkan taring tajam, dan rambut ikal terurai di belakang. Memakai gelang pada kedua tangan, memakai hiasan telinga, memakai hiasan perut, serta terdapat kain pada bagian depan.

17. Arca Dwarapala VI

Arca dwarapala duduk diatas lapik dengan posisi kaki kanan ditekuk di depan, sementara kaki kiri dilipat ke belakang. Posisi tangan kanan dibentangkan ke bahu kiri memegang sesuatu, serta tangan kiri ditekuk di sebelah pinggang diletakkan diatas paha kiri dengan menjulurkan dua jari kedepan. Wajah terlihat seram dengan mata melotot, mulut terbuka memperlihatkan taring yang tajam, rambut ikal terurai di belakang. Kedua lengan dan pergelangan tangan memakai gelang, serta terlihat kain terjuntai kebawah pada sisi depan dengan motif hias bunga dan garis.

Tags: No tags

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *