Puri Agung Kesiman

Puri Agung Kesiman terbentuk berdasarkan atas pembagian daerah kekuasaan I Gusti Ngurah Made Pemecutan (Raja Puri Denpasar I)  kepada kedua anaknya yang bernama I Gusti Ngurah Gede, dan I Gusti Gede Kesiman. Puri Agung Kesiman berdiri sekitar abad XIX Masehi dengan pendirinya I Gusti Gede Kesiman yang naik tahta pada tahun 1813 hingga 20 November 1865 sebagai punggawa kesiman. Luas keseluruhan situs puri ini ± 12.192 m² dengan pembagian empat mandala, seperti Ancak Saji merupakan halamanan paling luar (depan), Sumengen/Senetan merupakan tempat melaksanakan upacara kematian, Pemereman/Dunungan merupakan areal tempat tinggal anggota keluarga puri, dan Pemrajan Agung  sebagai tempat suci puri.

1. Gapura/paduraksa 

Gapura pada halaman ancak saji sebagai pintu masuk ke halaman saren menghadap ke barat, terdiri dari tiga bagian yaitu kaki terbuat dari susunan batu bata berbentuk persegi dan ditengah-tengahnya terdapat anak tangga berjumlah tujuh buah. Bagian badan sangat tambun disusun menggunakan batu bata, pada tengah-tengahnya terdapat pintu masuk terbuat dari kayu, atas badan setiap sudutnya berhiaskan relief simbar gantung, samping badan masing-masingnya berhiaskan subeng, kuping, dan util. Atap gapura terbuat dari susunan batu padas bersusun satu pada keempat sudut nya berhiaskan simbar duduk berupa karang manuk dan antefik berdiri, serta pada tengah-tengahnya berhiaskan karang tapel.

Gapura sebagai pintu masuk ke halaman Pemrajan Agung Puri Kesiman terbuat dari susunan batu padas, bentuk arsitektur gapura menyerupai gapura di Pura Dalem Sakenan berbentuk tambun, pada samping badan masing-masing berhiaskan seluran daun membentuk sayap, ambang pintu di atasnya berhiaskan kepala kala dengan mata melotot dan menjulurkan lidahnya. Atap gapura bersusun tiga masing-masingnya berhiaskan kepala kala pada bagian tengahnya, pada beberapa sisinya berhiaskan antefik dan pada puncaknya berhiaskan bentala. 

2. Gapura Bentar 

Gapura bentar yang berada di halaman ancak saji dengan arah hadap berbeda-beda. Sebuah menghadap ke selatan dan satunya lagi menghadap ke barat. Candi bentar merupakan gapura yang terbelah dua yang seolah-olah seperti candi kembar. Candi bentar ini sangat tambun tetapi menjulang tinggi berhiaskan simbar gantung maupun simbar duduk, dan setiap sudutnya juga berhiaskan antefik. 

3. Candi Prasada

Candi prasada terbuat dari susunan batu bata, menghadap ke barat di halaman jeroan Pemrajan Agung Puri Kesiman, berbentuk ramping seperti menara yang sama dengan bangunan-bangunan candi di Jawa Timur (periode Majapahit), bagian kaki berbentuk persegi dengan hiasan relief simbar gantung, badan prasada di tengahnya berupa garbha graha, bagian atap bersusun 9 semakin ke atas semakin kecil dengan hiasan simbar gantung dan simbar duduk pada setiap sudut tingkatan atap, serta pada puncaknya berhiaskan murdha/menur. 

4. Meru

Meru menghadap ke barat di halaman jeroan Pemrajan Agung Puri Kesiman, secara vertikal dibagi menjadi tiga bagian yaitu, bagian kaki terbuat dari susunan batu bata berhiaskan pepalihan, diatas bebaturannya diletakkan arca berjumlah 8 buah yang disebut dengan arca Asta Bratha. Badan meru terbuat dari susunan batu bata, tetapi sudah dilapisi pewarna putih, pada tengah-tengah badan terdapat pintu yang terbuat dari kayu untuk menuju garbha graha meru. Bagian atap bersusun 11 menjulang tinggi terbuat dari susunan kayu dan ijuk. 

5. Kolam

Struktur kolam berada di halamanan utama (jeroan) Pemrajan Agung mengikuti sisi tembok penyengker pemrajan. Struktur kolam ini sangat lebar dan dalam, serta diperkirakan sezaman dengan prasada maupun pelinggih meru, karena dalam arsip foto-foto kolonial struktur kolam ini selalu ada jika prasada dan pelinggih meru menjadi objeknya. Diperkirakan berasal dari abad XIV-XV Masehi.

6. Arca Asta Brata

Arca ini berjumlah 8 buah terbuat dari batu padas, dan diletakkan berjajar pada selasar Pelinggih Meru. Kedelapan arca gaya dan bentuk perhiasannya sama, empat buah arca (sisi utara) kaki kiri ditekuk ke belakang, sedangkan kaki kanan ditekuk ke atas, empat buah arca (sisi selatan) kaki kanan ditekuk belakang, sedangkan kaki kiri ditekuk ke atas, dan semua arca kedua tangannya diletakan di samping pinggang. Arca-arca asta bratha ini adalah Indra, Candra, Kuwera, Bayu, Surya, Yama, Baruna, dan Agni.

Tags: No tags

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *