Menjelajahi TCEC Serangan: Wisata Edukasi dan Konservasi Penyu di Bali

TCEC Serangan merupakan lokasi tepat bagi anda penyuka wisata lingkungan. Lokasi ini merupakan sebuah pusat pendidikan, kawasan wisata, konservasi dan sebagai pusat penelitian penyu. Lebih tepatnya berada di Pulau Serangan, sekitar 30 menit arah selatan dari Kota Denpasar. Di penangkaran yang memiliki lahan seluas 2,4 hektare ini, Anda bisa berwisata sekaligus belajar mengenai penangkaran hewan penyu. Pengelola akan siap menjelaskan seluk beluk penyu dan dari mana saja penyu-penyu yang ditangkarkan disini berasal.

TCEC ini dibuka secara resmi pada 20 Januari 2006 oleh Gubernur Bali Bapak Dewa Berata. Tujuannya awalnya bukan untuk lokasi belajar melainkan untuk strategiu mengatasi perdagangan penyu. Adanya penangkaran ini supaya membantu masyarakat lokal Serangan membuat alternatif lain disamping bisnis perdagangan penyu. Sekarang keberadaanya jauh dari sekedar tempat penyelamatan. TCEC selain menjadi lokasi penyu yang diselamatkan dari alam karena kondisi sakit.

Pusat konservasi ini juga ikut menyelamatkan telor-telor penyu di kawasan pantai yang ramai pengunjung,dan membeli telor penyu dari masyarakat lokal. Telor penyu nantinya akan di  tetaskan di pusat penangkaran, bayi – bayi penyu ( tukik ) dirawat kurang lebih 1 bulan untuk di lepas bebaskan di alam. semua alasan kegiatan penyu dalam kepunahan akibat kegiatan manusia, tidak hanya memburu dan mengkomsumsi telor penyu dan juga polusi laut dan pembangunan kawasan peneloran dan penurunan papulasi yang sangat dramatis.

Jadi, TCEC ini sangat vital keberadaanya. Sangat disayangkan jika berwisata ke Denpasar tidak mampir di destinasi yang mudah ditempuh oleh berbagai sarana kendaraan ini dari bandara maupun wilayah lain di Bali.


Serunya Menjelajah Kampung Kuliner Seafood Serangan: Wisata Rasa Baru di Denpasar

Bosan dengan menu seafood itu-itu di Kedonganan maupun Jimbaran saja saat wisata ke Bali? Mungkin, destinasi kuliner terbaru di Kota Denpasar ini sangat patut Anda coba.  Namanya Kampung Kuliner Seafood Serangan. 

Sesuai namanya, lokasinya ada di Pulau Serangan. Dari bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Jika Anda hendak menuju Sanur maupun Gianyar, kampung ini pasti akan Anda lewati. Jadi sangat sayang jika dilewatkan. 

Untuk mencari lokasinya sangat mudah karena begitu Anda masuk Pulau Serangan, akan dituntun oleh papan penunjuk nama. Tepatnya berlokasi di Lapangan desa Serangan. Ada banyak pilihan menu makanan laut yang disajikan di destinasi baru ini.

Ada sebanyak 14 petak bangunan dengan total 28 kios kuliner disini. Disini ada banyak menu dapat dipilih. Sebagian besar kuliner yang disajikan adalah berbahan dari seafood. Seperti, kerang bakar, udang, ikan bakar, cumi bumbu bali dll. Semuanya disajikan oleh warga setempat yang sudah mewarisi racikan menu sejak turun temurun. Warung Kuliner ini buka mulai pukul 10.00 pagi hingga 22.00 petang.

Kampung Kuliner ini tidak hanya menyajikan menu makanan. Pemerintah Kota Denpasar berupaya menjadikannya sebagai one stop solution bagi wisatawan. Karena itu, di pinggirnya dilengkapi juga dengan jogging track. Tujuanya agar tidak hanya untuk tempat makan saja tetapi juga bersantai bersama keluarga. Jadi jangan lewatkan wisata terbaru ini.

 

Wisata Edukasi Subak TeBA Majalangu

Buat keluarga yang ingin memperkenalkan anak-anaknya dengan pembelajaran tentang alam khususnya pertanian. Inilah destinasi paling tepat dituju. Namanya Wisata Edukasi TeBA Majelangu. Destinasi ini milik Desa Kesiman Kertalangu yang terletak di kawasan jogging track Desa Budaya Kertalangu. Konsep tempat wisata ini adalah memberikan pelajaran bagi anak-anak tentang pertanian. Mereka bisa mengidentifikasi alat-alat pertanian, metodenya sampai praktek di lapangan. Semuanya bisa dilakukan di sini.

Jangan khawatir terkait berapa banyak aktivitas bisa dilakukan disini karena luasan lahannya mencapai 1,4 hektare. Anak-anak maupun orang tua dapat melakukan banyak hal. Karena disini terdapat Museum subak yang bertujuan memperkenalkan alat-alat pertanian tempo dulu yang digunakan dalam kegiatan pertanian. Museum subak akan menyajikan informasi mulai dari nama alat, fungsinya dan menjadi bagian penting dari proses pembelajaran siswa nantinya di lapangan.

Selain itu ada Rumah bibit tempat pameran untuk menampilkan contoh bibit organik yang sudah dibuat oleh kelompok tani setempat. Pengunjung bisa melihat bagaimana bentuk bibit / tanaman apa saja yang ada di kawasan TeBA Majalangu dan diberikan edukasi secara umum berkaitan dengan fungsi dari masing-masing tanaman.

Selesai dari dua lokasi itu masih ada tempat memberi makan binatang. Disini terdapat beberapa binatang ternak dan menjadi salah satu kegiatan yang mengasikkan terutama untuk anak-anak. Dalam proses edukasi mereka juga akan di ajarkan jenis-jenis hewan yang biasanya di pergunakan dalam kegiatan upacara / upakara tradisional bali.

Kegiatan terakhir yang bisa dinikmati adalah permainan atau game outbond merupakan salah satu kegiatan yang paling disukai anak-anak yang bertujuan untuk melatih dan mengembangkan kepercayaan diri, keberanian dan daya kreatifitas anak-anak. Jadi tunggu apalagi, TeBA Majelangu sangat cocok buat keluarga yang rindu dengan aktivitas alam dan sangat mudah dijangkau dari Kota Denpasar.

Menikmati Seni dan Budaya di Taman Budaya Bali: Pusat Pementasan Terbesar di Denpasar

Taman Budaya Bali atau lebih dikenal dengan Taman Werdhi Budaya Art Centre Denpasar salah satu pusat pementasan seni tertua di Bali yang terletak di Jalan Nusa Indah, Kota Denpasar.

Kawasan Taman Budaya ini terdiri dari empat kompleks, yaitu kompleks suci, meliputi Pura Taman Beji, Bale Selonding, dan Bale Pepaosan. Kedua, kompleks tenang, meliputi Perpustaan Widya Kusuma. Ketiga, kompleks setengah ramai, meliputi Gedung Pameran Mahudara, Gedung Kriya, studio patung, wisma seni, dan wantilan. Keempat, kompleks ramai, meliputi panggung Ardha Candra dan Ksirarnawa.

Ardha Candra adalah panggung terbuka yang biasa digunakan untuk pementasan kolosal, pertunjukan musik, dan pentas seni lainnya. Panggung yang menjadi salah satu ikon di taman budaya ini bisa menampung hingga enam ribu penonton. Ksirarnawa adalah panggung tertutup yang bisa juga digunakan untuk pementasan kolosal. Fungsinya hampir sama dengan Ardha Candra, hanya bentuknya saja yang tertutup. Pemerintah Provinsi Bali, khususnya Gubernur Bali kerap menggelar acara akbar di sini.

Selain Ardha Candra dan Ksirarnawa, ada juga Kalangan Ratna Kanda dan Kalangan Ayodya yang merupakan pentas terbuka. Panggung ini biasa digunakan untuk pentas seni, seperti tarian, arja, dan joged.

Kompleks seluas 14 Hektare ini dibangun menggunakan arsitektur Bali, serta dihiasi relief-relief indah dan menarik. Di dalam gedung pameran pengunjung bisa menyaksikan berbagai jenis lukisan dan ukiran karya para seniman Bali. Ide pembangunan fasilitas ini adalah Gubernur Bali Ida Bagus Mantra yang terkenal sangat mencintai budaya Bali. Beliau juga menyumbangkan lahan seluas lima hektar (ha) untuk membangun kompleks yang dibuka sejak tahun 1973.

Saat ini, Taman Budaya Art Center menjadi satu-satunya lokasi pementasan seni budaya Bali paling lengkap di Kota Denpasar.

Tempat ini dibuka setiap hari, mulai pagi hingga sore. Saat tepat berkunjung ke sini adalah ketika pelaksanaan Pekan Kesenian Bali (PKB) yang digelar setiap tahun tepatnya bulan Juni hingga Juli. Karena saat itulah perwakilan seniman dari sembilan kabupaten kota di Bali datang menampilkan kesenian khas daerah masing-masing, mulai dari seni tari, musik, ukir, lukisan, wayang, hingga makanan tradisional.

Pasar Seni Kumbasari: Pusat Kerajinan Seni dan Souvenir Bali yang Terjangkau

Penyuka produk kesenian wajib tahu Pasar Seni Kumbasari. Jauh sebelum adanya pusat oleh-oleh yang terkenal, pasar ini adalah tujuan wajib wisatawan saat ingin mencari oleh-oleh barang kesenian bagi sanak famili. Sampai sekarang pasar Seni Kumbasari masih tetap eksis dan layak untuk dikunjungi.

Lokasinya ada di sisi barat Pasar Tradisional Badung, tepat di Kawasan Heritage Gajah Mada. Dengan Pasar Badung hanya dipisahkan oleh Sungai “Korea” Tukad Badung. Pasar yang sudah mengalami tiga kali tahapan revitalisasi ini disebut sebagai pasar seni satu-satunya di Kota Denpasar. Pasar Kumbasari dibangun pada tahun 1977, pernah mengalami kebakaran pada tahun 2000, kemudian dilakukan renovasi dan pada tahun 2001 dibuka kembali.

Bangunanya cukup luas karena berdiri di atas lahan seluas 6.230 meter persegi. Adapun bangunannay terdiri dari lima lantai. Namun, hanya 4 lantai diperuntukkan bagi pedagang produk kesenian. Sedangkan satu lantai diperuntukkan bagi pedagang kebutuhan pokok dan piranti upacara keagamaan.

Pada lantai 2 pasar seni Kumbasari khusus menjual beraneka macam jenis pakaian, seperti pakaian adat Bali seperti udeng, kain dan destar, ditawarkan juga bed cover, sarung pantai, serta beraneka jenis tenun hasil kerajian Bali. Di lantai 3 gedung pasar seni Kumbasari, menjual beraneka macam jenis lukisan, patung, ornamen Bali seperti ukiran, sepatu, sandal, sampai tas wanita. Pada lantai 4, berbagai jenis kerajinan, pernak-pernik untuk souvenier seperti kerajinan dari bahan kerang, kertas dan beberapa juga hasil kerajinan luar Bali.

Belum banyak yang mengetahui jika keberadaan pasar ini sangat vital. Karena merupakan pusat grosir yang memasok produk-produk untuk pedagang seni seperti di Sanur, Kuta, Canggu sampai Ubud. Tidak banyak masyarakat mengetahui tentang ini. Karena rerata pedagang disini langsung mengambil dari produsen seni kerajinan di pelosok daerah.

Adapun produk kerajinan yang dijual di Pasar Seni Kumbasari sangat bervariasi. Mulai dari kerajinan kuningan, keramik, kaca, rotan sampai kerajinan kayu tersedia semua. Informasi terpenting lainnya yang sangat jarang disadari oleh wisatawan tentang pasar seni ini adalah soal harga. Jangan kaget ketika berbelanja disini, harganya jauh lebih murah dibandingkan di pusat oleh-oleh. Karena, produk yang dijual disini dijual secara grosiran jadi tentu saja jauh lebih murah.

Bagi Anda yang tahu informasi soal murah ini, tidak ada salahnya mencoba kesini. Satu lagi, harganya bisa negoisable seperti umumya di pasar-pasar tradisional. Sudah begitu, lokasinya sangat mudah dijangkau.

narasi-pembangunan-kampung-kuliner-serangan-docx-google-docs

Pembangunan Kampung Kuliner Serangan

Desa Serangan di Denpasar, Bali, yang dikenal dengan keindahan alam dan warisan budayanya, kini sedang membangun proyek unggulan yaitu Pembangunan Kampung Kuliner Seafood Serangan, pemerintah berupaya menciptakan destinasi wisata kuliner baru yang terletak di Jl. Tukad Pekaseh No.2, Serangan, Denpasar Selatan. Proyek ini berfokus pada penyediaan fasilitas kuliner berbasis makanan laut yang khas dengan nuansa lokal.
Proyek ini berlokasi di lapangan I Wayan Bulit, Serangan, yang dibangun di lahan dengan mempunyai luas lapangan = 21,190 m2 dan luas lahan BTID = 2,420 m2. Didukung penuh oleh Dinas Pariwisata Kota Denpasar sebagai pemberi tugas. Dengan dibantu Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik 2024 yang disalurkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, pembangunan ini akan mengoptimalkan fasilitas fisik untuk mendukung keberlangsungan wisata kuliner di Serangan.
Proyek ini melibatkan beberapa pihak ahli, termasuk PT. TATA RENCANA HIJAU sebagai konsultan perencana dan CV. BINA BWANA WISESA sebagai konsultan pengawas, dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana PT. MEGAH TAMA PERKASA dengan nilai kontrak sebesar Rp 5.204.246.761,00. Pembangunan ini direncanakan berlangsung selama 180 hari kalender dari 14 Juni hingga 10 Desember 2024, di mana setiap tahapannya diawasi dengan ketat untuk memastikan hasil yang optimal.

Pengembangan Kampung Kuliner Serangan merupakan bagian dari tiga program unggulan yang dirancang untuk meningkatkan potensi Desa Serangan secara menyeluruh. Program pertama adalah penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) dan kelembagaan desa, di mana pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat lokal agar mampu mengelola potensi wisata secara efektif, sekaligus memperkuat kelembagaan desa agar masyarakat terlibat aktif dalam pengelolaan kampung kuliner. Program kedua adalah memformulasikan branding, paket kegiatan, dan promosi desa wisata, yang berfokus pada pengembangan branding Desa Serangan sebagai destinasi kuliner yang khas, didukung oleh promosi intensif melalui media sosial dan kampanye pemasaran, serta kolaborasi dengan travel influencer. Selain itu, paket wisata kuliner yang dirancang akan memberikan pengalaman lengkap yang mencakup wisata kuliner, budaya, dan alam. Program ketiga adalah 55 rencana aksi yang mencakup berbagai aspek pengembangan desa, seperti peningkatan infrastruktur, pelatihan SDM, dan pengembangan produk wisata, yang semuanya bertujuan untuk memaksimalkan potensi wisata dan ekonomi Desa Serangan. Pembangunan Kampung Kuliner Seafood Serangan mencakup berbagai fasilitas penting, seperti pembangunan 14 bangunan dan 28 kios kuliner yang akan menjadi tempat bagi pedagang lokal untuk menawarkan hidangan seafood serta makanan khas Bali. Plaza Kuliner dirancang sebagai pusat kegiatan sosial dan rekreasi, di mana pengunjung dapat menikmati suasana santai sambil mencicipi berbagai hidangan. Selain itu, fasilitas toilet umum juga dibangun untuk memastikan kenyamanan pengunjung, dengan kebersihan dan standar fasilitas yang baik. Sebanyak 16 unit gazebo disediakan di sekitar area kuliner untuk tempat bersantai yang nyaman, didukung oleh area parkir yang memudahkan akses pengunjung. Infrastruktur pendukung seperti rumah STP dan resapan, serta tandon air bawah tanah (Ground Water Tank), berperan penting dalam menjaga pengelolaan air dan kebersihan lingkungan. Sebagai tambahan, 64 unit bangku taman tersebar di area plaza dan taman untuk menambah kenyamanan pengunjung selama menikmati suasana kuliner di Serangan.

Proyek Kampung Kuliner Seafood Serangan memanfaatkan dana DAK Fisik 2024 dengan total anggaran sebesar Rp 5.204.246.761,00 yang mencakup berbagai aspek penting dalam pembangunan infrastruktur kampung kuliner. Dana ini digunakan untuk penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMKK) sebesar Rp 18.640.000,00, pekerjaan persiapan senilai Rp 436.623,97, serta pembangunan inti berupa 14 bangunan dan 28 kios kuliner dengan anggaran Rp 1.637.899.041,95, di mana kios-kios tersebut akan diisi oleh pedagang yang menawarkan kuliner khas Bali dan Serangan. Selain itu, pembangunan plaza kuliner sebesar Rp 1.767.823.405,96, toilet senilai Rp 443.690.627,97, serta 16 unit gazebo dengan anggaran Rp 399.699.204,80 disiapkan untuk kenyamanan pengunjung. Fasilitas pendukung lainnya termasuk area parkir A sebesar Rp 106.424.186,73, rumah STP dan resapan sebesar Rp 72.450.829,52, Ground Water Tank (tandon air bawah tanah) senilai Rp 63.236.431,05, serta 64 unit bangku taman dengan total Rp 178.210.244,42. 

Namun, proyek ini menghadapi keterbatasan anggaran sehingga pemerintah memanfaatkan dana CSR sebesar Rp 2.599.991.078,00 dari perusahaan swasta untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan penting. Dana CSR tersebut digunakan untuk penerapan SMKK Rp 25.643.650,00, pekerjaan persiapan Rp 552.056,28, pembangunan pergola kayu Rp 468.000.000,00, softscape (penataan area hijau) Rp 11.900.000,00, meja taman Rp 54.000.000,00, meja gazebo Rp 6.400.000,00, service area Rp 238.000.000,00, peningkatan daya listrik Rp 139.521.228,00, pengadaan alat kios kuliner Rp 1.124.676.000,00, pembangunan bak sampah Rp 145.345.492,55, serta signage sebesar Rp 128.295.877,68 untuk membantu pengunjung menemukan area penting di kampung kuliner.

 

Menampilkan Warisan Bali: Keajaiban Tari Barong dan Keris oleh Sekaa Barong and Keris Sari

Nah, ini salah satu kesenian yang sangat lazim ditemui di Kota Denpasar, yakni tari Barong dan Keris. Salah satu pegiatnya adalah Sekaa Barong and Keris Sari, yakni kelompok pariwisata budaya di Bali, Indonesia yang berfokus pada pelestarian dan pameran seni dan budaya tradisional Bali. Kelompok ini berdedikasi untuk mempromosikan keindahan dan pentingnya warisan budaya Bali melalui pertunjukan dan kegiatan mereka.

Sekaa Barong and Keris Sari mengkhususkan diri dalam dua elemen budaya penting, yaitu tari Barong dan tari Keris. Tari Barong adalah tarian tradisional Bali yang menggambarkan pertempuran abadi antara kebaikan dan kejahatan. Tarian ini menampilkan makhluk mitologi besar yang disebut Barong, yang mewakili kebaikan, dan makhluk mirip iblis yang disebut Rangda, yang mewakili kejahatan. Tarian ini disertai dengan musik yang enerjik dan kostum yang berwarna-warni, memukau penonton dengan gerakan yang energik dan alur cerita yang dramatis.

Tari Keris, di sisi lain, memamerkan senjata tradisional Indonesia yang dikenal sebagai keris. Tarian ini melibatkan gerakan yang lancar dan anggun, yang melambangkan keindahan dan presisi keris. Biasanya, tarian ini ditampilkan sebagai tarian solo, disertai dengan musik gamelan tradisional.

Sekaa Barong and Keris Sari aktif berpartisipasi dalam kegiatan pariwisata budaya, termasuk pertunjukan di berbagai tempat dan acara. Mereka berkontribusi dalam mempromosikan seni dan budaya Bali dengan menampilkan keterampilan dan bakat mereka kepada penonton lokal dan internasional. Pertunjukan mereka sering menarik wisatawan yang tertarik untuk merasakan tradisi budaya kaya Bali.

Selain pertunjukan mereka, Sekaa Barong and Keris Sari juga terlibat dalam kegiatan pendidikan. Mereka menyelenggarakan lokakarya dan sesi pelatihan untuk mengajarkan generasi muda tentang tarian tradisional dan signifikansi budayanya. Dengan meneruskan pengetahuan dan keterampilan mereka, mereka memastikan kelangsungan warisan budaya Bali bagi generasi mendatang.

Selain itu, Sekaa Barong and Keris Sari secara aktif bekerja sama dengan kelompok budaya dan organisasi lain untuk mempromosikan pertukaran budaya dan kerja sama. Mereka berpartisipasi dalam festival, pameran, dan acara budaya baik secara lokal maupun internasional, mewakili tradisi artistik yang hidup di Bali.

Melalui dedikasi dan komitmen mereka, Sekaa Barong and Keris Sari berkontribusi dalam pelestarian dan promosi pariwisata budaya Bali. Mereka memainkan peran penting dalam memamerkan warisan artistik yang kaya di Bali, menarik wisatawan dari seluruh dunia yang ingin menyaksikan keindahan dan keunikan seni dan budaya Bali.

Menapak Jejak Sejarah di Puri Pemecutan: Warisan Perjuangan Bali Melawan Penjajah

Meskipun Denpasar dikenal sebagai salah satu kota modern di Bali, tetapi masih ada jejak-jejak perjuangan yang pantang untuk dilewatkan jika berwisata ke ibu kota Bali. Salah satunya adalah Puri Pemecutan Denpasar. Mengunjungi bangunan kerajaan ini menjadi salah satu pengingat akan besarnya pengaruh kerajaan-kerajaan dahulu kala bagi perkembangan Bali.

Puri Pemecutan terletak di Jalan Tamrin, Kota Denpasar. Puri ini masih berdiri kokoh dan megah di lahan seluas 4,2 hektare. Area tersebut belum termasuk perluasan yang dilakukan ke sisi barat, utara, timur, dan selatan Puri Tanjung Pemecutan yang merupakan tempat tinggal putra-putra kerajaan. Di sebelah barat puri terdapat gudang senjata bedil dan meriam. Di sebelah timur puri berdiri Jero Ukiran dan Jero Kanginan yang sekarang menjadi Puri Agung Pemecutan yang baru.

Puri ini juga pernah menjadi symbol perjuangan rakyat Bali dalam menentang penjajah Belanda. Tepatnya pada 1906 ketika terjadi perang Puputan melawan Belanda dan puri ini pernah dilahap api. Saat ini, kondisi puri masih sangat baik dan dipertahankan ciri khas ornament-ornamen Bali yang memenuhi hampir seluruh sisi bangunan.

Arsitektur di Pura Pemecutan masih tergolong kuno dibangun semirip aslinya sebelum terbakar. Di sini terdapat halaman depan yang disebut sebagai Jaba Jeroning Cerangcang, Pada sudut bagian Barat ada Jaba Bale Gong sebuah tempat untuk menyimpan gamelan atau alat musik kuno. Ada juga dapur dan kamar untuk tempat tinggal keluarga kerajaan. Bale kulkul yang terletak di selatan puri menjadi saksi bisu peristiswa perang puputan. Sebab, satu-satunya bangunan yang keberadaanya masih utuh saat api melalap puri.

Berwisata di sini seakan memberikan nostalgia akan perjuangan rakyat Bali melawan kependudukan Belanda. Jika Anda beruntung, tidak hanya akan melihat bagaimana isi kerajaan jaman dulu. Karena sudah dibuka untuk wisatawan, terkadang puri ini juga menjadi lokasi syuting film nasional. Tunggu apalagi, segera berwisata kunjungi Puri Pemecutan.

Taman Kota Lumintang: Destinasi Rekreasi Terpadu di Jantung Kota Denpasar

Inilah taman kota favorit masyarakat Kota Denpasar. Lokasinya berada di Jalan Gatot Subroto Tengah. Salah satu taman kota yang memiliki fasilitas lengkap bagi keluarga dengan berbagai tujuan di Ibu Kota Bali. Bagi Anda yang belum tahu taman kota ini, simak dengan baik fasilitas yang tersedia di Lapangan Kota Lumintang.

Taman Kota Lumintang tidak hanya dilengkapi dengan sarana olahraga semata. Kini taman Kota Lumintang telah menjelma menjadi taman kota yang indah yang sudah barang tentunya menjadi pilihan baru untuk berekreasi dan mendapatkan edukasi bersama keluarga. Taman ini terbagi dalam beberapa jenis taman lain seperti Taman lalu lintas, taman lansia, taman fitnes, taman burung, taman digital, taman bermain anak. Semuanya dapat menjadi wahana rekreasi bersantai ditengah kota. Taman ini dibelah oleh jalan Gatot Subroto Tengah.

Di sisi selatan jalan, terdapat taman lalu lintas yang telah diresmikan dengan sarana dan prasarana rambu-rambu lalu lintas yang dapat menjadi edukasi bagi anak dalam berlalulintas dijalan raya. Salah satu fasilitas terbaru di bagian selatan ini adalah Skatepark berlevel internasional. Kemudian bergeser ke sisi utara lapangan Lumintang terdapat taman digital memberikan kemudahan masyarakat dalam mengakses media teknologi informasi lewat layanan internet yang nyaman serta dilengkapi tempat duduk dan meja. Kawasan ini juga dilengkapi CCTV dan wifi gratis sehingga bisa dimanfaatkan untuk mengakses informasi.

Disini juga terdapat Youth Park ini yang sering digunakan sebagai coworking space, mini foodcort, pembinaan wirausaha muda, untuk live show musik, tari, teater, dan pameran kreatif (lukisan, foto, dan arsitektur). Youth Park juga dilengkapi jogging track tersendiri, dimana kita bisa jogging sambil melihat bersihnya aliran Tukad Tagtag yang sudah tertata dengan baik.

Fasilitas utama di sisi utara adalah ruang terbuka berupa jogging track. Fasilitas ini paling sering dimanfaatkan oleh warga pada pagi hari dan puncaknya sore hari. Disini juga terdapat lewat taman lansia yang hampir sering dipergunakan para masyarakat lanasia untuk menjalankan aktivitas senam maupun olahraga ringan seperti berjalan kaki.

Disana juga terdapat taman burung, dimana kita bisa mengajari anak dan mengenal kelincahan burung merpati yang dapat berinteraksi langsung sembari memberikan makan. Bagi masyarakat yang sedang berolahraga juga dimanjakan dengan beberapa fasilitas kebugaran yang sudah barang tentunya bisa dinikmati dengan tidak mengeluarkan biaya sedikitpun.

Salah satu kelayakan sebuah kota adalah punya taman kota yang layak. Taman Kota Lumintang ini tentu saja menjadi salah satu kelayakan tersebut.

Menelusuri Sejarah dan Tradisi di Pura Petilan Pengerobongan: Dari Penjor Megah hingga Tari Ngurek

Sering penasaran saat melihat video viral penjor-penjor besar dan cantik dipajang bersamaan? Jika Anda penasaran dimana lokasi tersebut. Kami informasikan bahwa lokasi itu berada di Kesiman. Tepatnya di Pura Petilan Pengerobongan. Pura ini berlokasi di Desa Kesiman di Denpasar Timur. Aktivitas pemasangan penjor nan indah berukuran besar tersebut hanya segelintir aktivitas di pura ini.

Pura yang terletak di sisi utara Jalan WR. Supratman, Denpasar tersebut memiliki nilai sejarah dan tradisi unik yakni Ngerebong setiap Redite Pon Medangsia. Selain terkenal dengan pemasangan penjor berukuran besar, salah satu budaya menarik pura ini adalah Tari Ngurek atau Ngunying. Di Pura Pengerebongan tradisi menari setengah trance dengan menggunakan keris pada saat-saat tertentu.

Pura Petilan atau yang lebih dikenal dengan nama Pura Pangrebongan merupakan salah satu pura di Denpasar yang keberadaannya sangat erat kaitannya dengan sejarah PuriKesiman. Putra Raja Badung yang kemudian menjadi Raja di Kesiman dengan gelar Cokorda Kesiman atau Batara Inggas mendirikan puri baru di sebelah barat Puri Kedaton atau Puri Kesiman Baru. Untuk menguatkan dukungan rakyat di Kesiman, maka tempat pemujaan di wilayah Kesiman pun diperbaiki.

Di bagian timur Pura Petilan dibangun tempat pemujaan warga Pasek, Warga Gaduh, Warga Dangka. Demikian juga tempat pemujaan yang ada hubungannya dengan Pura Petilan dipugar oleh Raja. Pura tersebut antara lain Pura Kedaton, Pura Urasana, Pura Kesiman, dan Pura Tojan. Demikian juga upacara di Pura Petilan diteruskan dan saat upacara, Raja pun bersama rakyat ikut bersembahyang bersama-sama di Pura Petilan. Pengrebongan arca penambahan raja juga ikut diusung dan distanakan di Gedung Agung bersama arca Dalem Kesiman.

Di Pura Petilan Kesiman terdapat pelinggih gedong agung yang terletak di tengah-tengah dengan dasar bedawang nala tempat menstanakan arca. Ada juga gedong di sebelah gedong agung tempat menstanakan pura manca pengerob dan semua pecanangan atau pratima dari seluruh pura di daerah kesiman saat upacara pengerebongan di Pura Petilan.

Pura Petilan sangat menarik karena sebagai pemersatu rakyat, dalam hal ini warga Kelurahan Kesiman dengan berbagai soroh atau warga dengan berbagai profesinya. Mereka disatukan atas dasar kekuatan keagamaan seperti keberadaan pura yang tidak hanya berfungsi sebagai media pemujaan pada Tuhan dan roh suci leluhur, melainkan juga untuk menjangkau aspek sosial budaya.