Pantai Serangan

Terletak di pesisir tenggara Bali, pantai yang indah ini terkenal dengan air lautnya yang jernih, pasir pantai putihnya yang lembut, dan berbagai kegiatan air yang menyenangkan.

Bagi para pengunjung yang lebih berjiwa petualangan, Serangan Beach menawarkan peluang berselancar yang sangat baik ketika ombak sedang tinggi. Jika kamu baru memulai dalam olahraga berselancar, banyak sekolah selancar yang menawarkan pelajaran, sehingga kamu bisa memulai dengan mudah. Untuk para peselancar yang sudah berpengalaman, kamu bisa menangkap beberapa ombak terbaik di Bali dan menikmati sensasi menakjubkan dari bermain ombak.

Jika kamu suka dengan olahraga air, kamu bisa memanjakan diri dengan berbagai aktivitas seperti naik jet ski dan banana boat. Air tenang di Serangan Beach sempurna untuk aktivitas ini, memberikan pengalaman yang aman dan menyenangkan untuk semua usia.

Jika kamu memerlukan istirahat dari kegiatan air, kunjungilah salah satu restoran terdekat dan nikmati hidangan seafood yang lezat. Pantai ini terkenal dengan hidangan seafood-nya, dan kamu bisa mencoba beberapa hidangan seafood terbaik dan paling lezat di Bali. Restoran-restoran tepi pantai menawarkan berbagai pilihan, mulai dari masakan tradisional Bali hingga masakan internasional.

Serangan Beach juga menjadi rumah bagi pusat konservasi penyu. Pengunjung bisa mengambil tur di pusat konservasi dan belajar tentang upaya konservasi yang dilakukan untuk melindungi makhluk-makhluk indah ini. Kamu bahkan bisa memiliki kesempatan untuk melepaskan seekor bayi penyu ke laut, pengalaman yang tidak akan terlupakan seumur hidup.

Sebagai kesimpulan, Serangan Beach adalah destinasi wisata yang wajib dikunjungi di Bali, Indonesia. Dengan pantainya yang bersih dan jernih, kegiatan air yang menyenangkan, dan hidangan seafood yang lezat, ada sesuatu untuk semua orang. Jadi, apakah kamu ingin berselancar, berenang, berjemur, atau menikmati hidangan seafood yang lezat, Serangan Beach adalah tempat yang sempurna untuk menghabiskan waktu.



Pura Sakenan

Pura Sakenan merupakan bagian dari ribuan pura yang ada di Bali. Letaknya di desa Serangan, kecamatan Denpasar Selatan, dulunya Serangan merupakan sebuah pulau terpisah yang hanya bisa diakses melalui jalur laut, namun setelah mengalami reklamasi, kawasan ini begitu mudah untuk dikunjungi melalui jalur darat. Serangan sendiri menjadi tempat menarik bagi sejumlah kalangan wisatawan, ada penangkaran penyu, rekreasi diving dan juga kegiatan watersport lainnya seperti di Tanjung Benoa, sehingga menjadi salah satu objek wisata di Bali yang sayang untuk dilewatkan.

Pulau Serangan terbilang sangat kecil dengan panjang 2,9km dan lebar 1 km, seperti namanya yang berasal dari kata sira dan angen, memang membuat ngangenin karena keindahannya, itu sebabnya pelaut-pelaut Bugis sengaja untuk berhenti dan beristirahat mencari minum disini,  karena keindahan pulaunya mereka betah berlama-lama, itu sebabnya sampai sekarang ada perkampungan dinamakan Kampung Bugis pada kawasan ini. Jika anda wisatawan coba agendakan acara tour di Bali anda berkunjung ke sini, selain beberapa rekreasi seperti watersport dan penangkaran penyu anda bisa memancing dan diving.

Pura Sakenan sendiri merupakan pura kahyangan jagat, dan menurut lontar Usana Bali dibangun oleh Mpu Kuturan (Rajaketha), dalam sejarahnya pura dibangun karena perwujudan rasa syukur sekelompok orang yang merasa sira angen karena keindahan pulau Serangan, masyarakat Bali sekitarnya juga ikut melakukan persembahyangan walaupun sebelumnya hanya bisa diakses melalui jalur laut menggunakan perahu-perahu nelayan, lambat laun transportasi laut ini mulai ditinggalkan, karena sekarang kendaraan seperti mobil bahkan bus besar bisa dengan mudah mengakses Serangan.

Kalau dari prasasti desa Sading, Kec. Mengwi, Badung, pembangunan Pura Sakenan diperkirakan saat Bali diperintah oleh raja Sri Masula Masuli, beliau bertahta dari tahun Isaka 1.100 (1178 Masehi) dan memerintah selama 77 tahun. Pada saat Dang Hyang Nirartha melakukan perjalanan rohani keliling pulau Bali, beliau juga sempat singgah ke pulau Serangan, beliau sangat mengagumi keindahan pulau ini, perpaduan alam laut dan pulau begitu serasi, sehingga memutuskan untuk bermalam beberapa hari, dan akhirnya pada bagian sebelah Barat beliau membangun tempat suci bernama Pura Sakenan.

Ada yang menterjemahkan Sakenan berasal dari kata Cakya yang berarti langsung menyatukan pikiran, sangat beralasan tempat kecil yang dipisahkan oleh laut ini memiliki ketenangan dan keheningan lebih, sehingga mudah untuk menyatukan rohani ataupun pikiran ke Hyang Pencipta. Pujawali di Pura Sakenan setiap 210 hari sekali tepatnya hari Raya Kuningan pada hari Sabtu Kliwon, Kuningan.

Saat umat Hindu melakukan persembahyangan pada Hari Raya Kuningan, setidaknya ada 3 buah pura tempat umat melakukan persembahyangan , yaitu pura Susunan Wadon sekitar 500 meter sebelah timur pura utama, kemudian pura Susunan Agung dan Dalem Sakenan pada pinggir pantai tepi Barat. Ini satu paket perjalanan spiritual saat melakukan persembahyangan ke Pulau Serangan. Karena ketiga pura tersebut melambangkan Purusa, Pradhana dan Lingga.

Ada menyebutkan Pura Sakenan sebagai Samudra Kertih bagian dari Sad Kertih. Tempat memuja Ida Hyang Baruna sebagai penguasa lautan untuk menjaga keselamatan dunia, menyucikan segala bhuta kala dan manusia, menghilangkan segala jenis penyakit dan rintangan.

Jika anda seorang wisatawan, walaupun bukan warga Hindu anda bisa menyaksikan ketenangan dan kesakralan Pura Sakenan ini, selain itu anda bisa menikmati beberapa wisata bahari seperti banana boat, diving, parasailing dan jetski, permainan watersport disini lebih tenang tidak seperti Tanjung Benoa yang selalu ramai.

Pantai Biaung

Pantai Biaung terletak di Kesiman, Denpasar. Pantai ini terkenal di kalangan peselancar dan pengepak layang-layang karena ombaknya yang menantang dan ruang terbuka yang luas. Pantai Biaung adalah pantai berpasir hitam  panjang yang membentang sekitar 2,5 kilometer di sepanjang pantai timur Bali. Air di sini jernih dan biru, dan ombaknya cukup menantang, menjadikannya tempat yang ideal bagi peselancar berpengalaman.

Selain peselancar, pantai Biaung juga menjadi tempat populer untuk menerbangkan layang-layang. Ruang terbuka yang luas di pantai ini memberikan cukup ruang bagi kompetisi layang-layang yang diadakan sepanjang tahun. Pantai ini terutama ramai selama Festival Layang-layang Bali tahunan, yang berlangsung setiap bulan Juli.

Festival Layang-layang Bali adalah acara budaya yang merayakan seni tradisional Bali membuat dan terbang layang-layang. Selama festival, tim dari seluruh Bali datang ke Pantai Biaung untuk berkompetisi dalam kompetisi terbang layang-layang. Layang-layang yang diterbangkan selama festival seringkali cukup besar dan dirancang dengan rumit, dan festival ini adalah kesempatan yang fantastis untuk melihat seni tradisional membuat layang-layang dalam aksi.

Secara keseluruhan, Pantai Biaung di Kesiman, Denpasar, Bali, adalah destinasi wajib bagi peselancar dan pengepak layang-layang. Ombak yang menantang dan ruang terbuka yang luas menjadikannya tempat yang ideal untuk kedua olahraga tersebut, dan pemandangan yang menakjubkan dan acara budaya menjadikannya tempat yang bagus untuk bersantai dan menikmati budaya Bali yang unik.

Pantai Cemara Alit

Pantai Cemara Alit dikelilingi oleh pepohonan hijau yang lebat, air yang jernih, dan suasana yang damai. Pantai ini relatif kecil, sehingga pengunjung dapat menikmati pengalaman yang lebih pribadi dan intim tanpa kerumunan. Airnya yang tenang, yang sangat cocok untuk berenang dan snorkeling. Air yang jernih memberikan kesempatan untuk melihat keanekaragaman kehidupan laut yang berkembang di area tersebut, sehingga menjadikannya tujuan populer bagi para penggemar snorkeling.

Pemandangan matahari terbenam yang memukau di Pantai Cemara Alit membuatnya menjadi tempat yang ideal untuk jalan-jalan romantis pada malam hari. Saat matahari terbenam di cakrawala, langit berubah menjadi palet warna yang menakjubkan, memberikan latar belakang yang indah untuk jalan-jalan romantis bersama orang terkasih.

Sebagai kesimpulan, Pantai Cemara Alit menawarkan pelarian yang sempurna dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari. Airnya yang tenang, lokasi terpencil, dan pemandangan matahari terbenam yang memukau menjadikannya tujuan yang ideal untuk pengalaman yang tenang dan intim. Baik itu berenang, snorkeling, berjemur, atau jalan-jalan romantis pada malam hari, Pantai Cemara Alit memiliki sesuatu untuk semua orang.

Pura Luhur Candi Narmada

Pura ini tak pernah sepi dari pamedek. Mereka rata – rata nelayan dan pedagang. Ya, puru itu namanya Pura Luhur Candi Narmada Tanah Kilap. Pura ini memiliki jejak sejarah yang panjang. Berawal dari sebuah pelinggih di atas karang setelah Bendega Pan Satang mesesangi (kaul) setelah mendapatkan ikan melimpah.

Pura Luhur Candi Narmada Tanah Kilap berlokasi di perbatasan Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Tepatnya di Muara Tukad Badung di jalan Bypass I Gusti Ngurah Rai Denpasar. Diyakini yang berstana Ida Ratu Bhatari Niang Sakti, sebagai Dewi Kemakmuran.

Dari penuturan Pemangku Pura Luhur Candi Narmada, IB Made Sudana, sebelum berdiri megah seperti saat ini, pura Luhur Tanah Kilap ini sudah ada, namun masih berupa pura sederhana. “Sejarah pura ini tertulis dalam lontar yang ditemukan di Griya Gede Gunung Beau Muncan- Karangasem,” jelasnya.

Adapun sejarah dari pura ini, seperti yang diceritakan Sudana, pada zaman pemerintahan kerajaan Bandana Raja, di pesisir bagian selatan pulau Bali hiduplah seorang Bendega (nelayan) bernama Pan Santeng, yang sehari-harinya hidup dari aktivitasnya sebagai nelayan di muara sungai yang menghadap ke laut Selatan Bali. Pada suatu hari, ketika sedang melaut, ternyata Pan Santeng sama sekali tidak mendapat hasil, dan kejadian tersebut berlangsung selama tiga hari berturut-turut.

Akhirnya pada hari ketiga, akhirnya Pan Santeng mengucapkan janji masesangi (kaul), jika mendapatkan ikan, maka dia akan menghaturkan pekelem dan doanya pun terkabul.

“Sehingga Pan Santeng membangun pelinggih di atas batu karang dan setiap hari dengan tekun sang Bendega menghaturkan Bhakti di pelinggih tersebut, seiring dengan semakin banyaknya hasil tangkapan yang diperolehnya,” lanjut Sudana.

Hingga suatu hari, Pan Santeng mendapat sabda jika pelinggih tersebut adalah tempat stana Ida Brahma Putri dari Patni Keniten yang bernama Ida Ayu Ngurah Saraswati Swabhawa.

Demikianlah intisari dari sejarah Pura Luhur Candi Narmada dan pura tersebut selama berabad-abad tetap berupa pelinggih batu sederhana di atas karang, hingga akhirnya dilanjutkan Sudana pada tahun 1958 ada seorang ibu dari Kuta menerima pawisik untuk membangun sanggar agung di kawasan pelinggih Ratu Niang Sakti.

Akhirnya sanggar agung dibangun, dan lambat lain pelinggih tersebut semakin banyak dikunjungi masyarakat dari seluruh Kota Denpasar maupun dari luar Denpasar. “Terutama oleh para pedagang dan nelayan, pura ini menjadi tempat untuk memohon anugrah,” lanjutnya.

Seiring dengan perkembangan zaman, secara perlahan, pembangunan pura Luhur Tanah Kilap semakin berkembang dengan beberapa gedong dan bangunan lainnya mulai dari Bale Kulkul, Pelinggih Ratu Gede Bendega, Gelung kuri dan Peletasan, Pelinggih Padmasana, Pelinggih Meru dan Negara Segara, Pelinggih Berada Rambut Sedana, Pelinggih Penglurah, Pelinggih Bhatara Wisnu, Pelinggih Ratu Bagus, Pelinggih Jineng, Pelinggih Bhatari Niang Sakti, Gedong Simpen dan Telaga Waja serta Bale Peselang.

Dikatakan Sudana, pelinggih tersebut berada di utama Mandala Pura Luhur Tanah Kilap. Sedangkan di areal palemahan, terdapat dua pelinggih lain yakni Pelinggih Persimpangan Bhatara Dalem Ped yang terletak di sebelah timur dan Pura Taman dan Tapa Gni yang terletak di sebelah Barat. Pelinggih dan pura-pura yang ada ini adalah satu kesatuan di Pura Luhur Candi Narmada Tanah Kilap.

Pantai Suka Merta

Salah satu daya tarik Pantai Sukamerta adalah sungai yang mengalir di sepanjang pantainya. Sungai ini memiliki trek jogging yang sangat bersih, sehingga menjadi tempat yang ideal bagi wisatawan untuk berolahraga sambil menikmati keindahan alam sekitar. Trek jogging ini memberikan kesempatan yang sangat baik bagi pengunjung untuk tetap bugar sambil menikmati suasana yang tenang.

Sungai ini juga menambah daya tarik pantai secara keseluruhan. Air yang jernih dan hutan mangrove yang rimbun menciptakan pemandangan yang memukau yang pasti akan membuat Anda merasa segar dan bugar. Pengunjung dapat berjalan-jalan santai di sepanjang tepian sungai.

Daya tarik lain dari Pantai Sukamerta adalah hutan mangrove. Hutan ini tidak hanya indah tetapi juga memiliki fungsi ekologis yang penting. Pohon mangrove membantu melindungi pantai dari erosi dan memberikan habitat bagi berbagai satwa liar, termasuk burung, kepiting, dan ikan.

Secara keseluruhan, Pantai Sukamerta adalah destinasi wajib bagi pecinta alam dan olahraga. Dengan trek jogging yang bersih, sungai yang indah, dan pemandangan matahari terbenam yang memukau, pantai ini adalah surga yang tenang yang akan membuat Anda merasa segar dan bugar. Jadi, jika Anda merencanakan perjalanan ke Bali, pastikan untuk menambahkan Pantai Sukamerta ke dalam itinerari Anda.

Pura Agung Jagatnatha

Pada 5 Februari 1963, Gubernur Bali Anak Agung Bagus Sutedja setuju pembangunan pura tersebut yang secara resmi bernama Pura Agung Jagatnatha. Selanjutnya, pada 1 Januari 1965, panitia meminta kesediaan Anak Agung Ketut Anggara dari Banjar Belong, Denpasar, untuk membuatkan gambar bangunan sekaligus memimpin para undagi (ahli bangunan) untuk mengerjakan pembangunan pura tersebut.

Saat pecah peristiwa 30 September 1965, proses pengerjaan pembangunan pura tersebut sempat terhambat. Pada 28 Juli 1967, dasar bangunan Padmasana berupa Bedawang Nala dapat diselesaikan. Selanjutnya, 15 Oktober 1967, pembangunan Padmasana sudah sampai pada bagian madya atau tengah.

Pada 13 Desember 1967, seluruh bangunan Padmasana dapat diselesaikan. Pada 5 Februari 1968, pembangunan Candi Bentar sudah rampung. Dan, pada tanggal 13 Mei 1968, tepatnya pada Purnama Jiyestha (hari suci bagi umat Hindu, dirayakan untuk memohon berkah dan karunia dari Hyang Widhi), pura ini diresmikan.

Menurut Widyanegara, Pura Agung Jagatnatha memiliki keistimewaan atau keunikan yaitu tidak adanya Pengempon (kelompok masyarakat yang mengelola pura ini). Pura Agung Jagatnatha hanya memiliki beberapa orang yang mengelola dana mulai dari pembangunannya sampai untuk upacara sehari-hari.

Lokasi pura Agung Jagatnatha memang sangat strategis di tengah pusat kota Denpasar, terletak di sebelah Timur lapangan Puputan Badung, bersebelahan dengan objek wisata Museum Bali tepatnya di Jln. Mayor Wisnu. Memasuki areal pura anda akan merasakan ketenangan dan kenyamanan bisa memberikan nuansa berbeda saat anda jenuh dengan keramaian kota.

Taman Inspirasi (Muntig Siokan)

Taman Inspirasi Muntig siokan adalah tujuan wisata yang wajib dikunjungi bagi para pecinta alam dan pengagum matahari terbenam. Taman yang indah ini menawarkan kesempatan untuk mengagumi kehijauan hutan yang subur, serta menyaksikan matahari terbenam yang memukau menghilang di balik cakrawala.

Taman ini memiliki hutan yang subur yang menjadi rumah bagi beragam flora dan fauna. Taman ini adalah tempat yang ideal bagi para pecinta alam untuk melarikan diri dari hiruk-pikuk kota dan kembali bersatu dengan alam. Pengunjung dapat berjalan-jalan melalui hutan dan meresapi suasana yang tenang yang mengelilingi mereka. Taman ini juga memiliki danau yang menakjubkan, yang menambah keindahan alami taman.

Salah satu daya tarik utama dari Taman Inspirasi Muntig Siokan adalah matahari terbenam yang menakjubkan yang dapat disaksikan dari taman. Ketika matahari perlahan-lahan tenggelam di balik cakrawala, langit berubah menjadi beragam warna, menciptakan pemandangan yang indah yang akan membuat pengunjung terpesona. Taman ini menawarkan berbagai sudut pandang di mana pengunjung dapat menonton matahari terbenam.

Taman ini tidak hanya populer di kalangan pengunjung lokal tetapi juga menarik banyak wisatawan domestik dari luar Bali dan bahkan wisatawan asing. Keindahan alam taman dan suasana yang tenang menjadikannya sebagai tujuan yang ideal bagi mereka yang mencari istirahat dari kehidupan mereka yang sibuk. Taman ini menawarkan berbagai kegiatan seperti jogging, bersepeda, dan piknik, menjadikannya tempat yang sempurna untuk keluarga dan kelompok menghabiskan waktu berkualitas bersama.

Sebagai kesimpulan, Taman Inspirasi Mertasari adalah tujuan yang sempurna bagi mereka yang mencari untuk mengagumi keindahan alam Bali dan menyaksikan matahari terbenam yang menakjubkan menghilang di balik cakrawala. Suasana yang tenang di taman, ditambah dengan acara budaya dan seni, menjadikannya sebagai tujuan yang wajib dikunjungi bagi wisatawan dari seluruh dunia. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengalami keindahan taman ini dan menciptakan kenangan yang tak terlu

Pantai Pengembak

Pantai Pengembak menawarkan pengalaman pantai yang unik dan tenang bagi pengunjungnya. Yang membuat tempat ini istimewa adalah kedekatannya dengan tempat suci, yaitu Pura Dalem Pengembak. Pantai ini terletak hanya beberapa meter dari pura dan dapat diakses dengan menyeberangi jembatan kayu di atas sungai yang memisahkannya dari Pantai Mertasari.

Pantai ini tidak sepadat pantai-pantai lain di Bali, yang merupakan nilai plus bagi mereka yang mencari tempat pelarian yang tenang. Air yang tenang dan pantai berpasir lembut menjadikannya tempat yang ideal untuk berenang, berjemur, dan bersantai.

Pantai menawarkan pemandangan laut yang indah, dan suara ombak yang menghantam pantai membuat telinga menjadi tenang. Pantai dikelilingi oleh pepohonan hijau dan merupakan tempat yang sempurna untuk piknik dan kegiatan keluarga.

Jembatan kayu yang harus dilalui pengunjung untuk mencapai Pantai Pengembak menambah daya tarik pantai ini. Jembatan ini memberikan pengalaman yang unik dan merupakan tempat yang bagus untuk mengambil foto. Sungai di bawah jembatan juga merupakan tempat yang bagus untuk memancing dan kayaking.

Pengunjung ke Pantai Pengembak juga sebaiknya menyempatkan waktu untuk mengunjungi Pura Dalem Pengembak yang berdekatan, yang dianggap sebagai tempat suci oleh penduduk setempat. Pura ini didedikasikan untuk dewi Durga, yang dipercaya melindungi area ini dari roh jahat. Pura memiliki arsitektur yang unik dan dihiasi dengan ukiran dan patung yang rumit.

Secara keseluruhan, Pantai Pengembak adalah tempat yang wajib dikunjungi bagi mereka yang mencari pengalaman pantai yang tenang dan damai. Kedekatan pantai dengan Pura Dalem Pengembak yang suci menambah daya tariknya, dan jembatan kayu serta sungai memberikan pengalaman yang unik. Baik Anda mencari tempat berenang, berjemur, atau piknik, Pantai Pengembak memiliki sesuatu untuk semua orang.

Pura Geriya Tanah Kilap

Pura Tanah Kilap adalah sebuah pura yang terletak di Banjar Gelogor Carik, Desa Pakraman Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Dibangun pada tahun 1962 oleh Pemerintah Kabupaten Badung dan diberi nama sesuai tanah merah mengkilat di sekitarnya, yang dikenal sebagai tanah “legit” atau “ampo”. Selama pembangunannya, terdapat beberapa cerita misterius yang mungkin sulit dipercaya.

Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Badung berencana membangun jembatan di sisi barat pura untuk menghubungkan jalan di sekitar Pura Tanah Kilap. Namun, proses pembangunannya menghadapi kendala, dan jembatan tersebut tidak kunjung selesai. Peristiwa mistis terjadi ketika seorang wanita tua muncul di Pura Tanah Kilap, diyakini sebagai Ida Bhatara Ratu Niang. Wanita tua itu meminta dibangunkan sebuah Pelinggih, sebuah pura khusus untuknya. Jembatan itu hanya bisa dibangun jika keinginannya dikabulkan. Akhirnya dibangun Pelinggih di sisi timur jembatan, dan proses pembangunan jembatan berjalan lancar. Kisah mistis ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung Pura Tanah Kilap.

Selain sejarahnya yang misterius, Pura Tanah Kilap memiliki pesona yang unik dibandingkan pura lainnya di Bali. Ini adalah akulturasi budaya Cina dan Bali dan memiliki desain bangunan yang berbeda. Berada di tengah kota, pura ini mudah diakses, hanya 15 menit dengan mobil dari Denpasar dan 10 menit dari Bandara Internasional Ngurah Rai.